Kontroversi lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet saat ini tengah dibincang banyak orang.
Pasalnya, lagu ini dianggap kurang pantas mengingat sosok pemilik nama tersebut merupakan kakek buyut dari para ulama tanah Jawa.
Melihat dari segi bahasa, lagu ini sebetulnya tidak memiliki unsur negatif mengingat ngombe dawet atau minum dawet adalah hal yang tidak berarti buruk.
“Pelecehan sih mungkin enggak, ya. Ngombe dawet itu kan bukan perkara negatif. Saya yakin, seandainya zaman dulu sudah ada dawet, para perawi hadits nggak bakal jadi dhoif haditsnya gara-gara ngombe dawet,” ujar Makyun Subuki, pakar linguistik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Namun, bila dilihat dari segi kepantasan, Makyun melihat memang tidak pas. Pasalnya, Joko Tingkir adalah ulama dan kakek buyutnya ulama-ulama NU.
“Rasanya kurang elok dijadikan sampiran lirik lagu yang dipakai joget,” kata penulis buku Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa ini.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik