Ini Cara Tobat Menurut Syekh Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari

bertobat
bertobat

Al-Ittiba’ (mengikuti Rasulullah)

Maksudnya, orang yang ingin bertobat harus tunduk patuh mengikuti Rasulullah dalam semua tindakannya, seperti pekerjaan, ucapan, dan ibadahnya.

Apalah arti sebagai umat Nabi Muhammad jika semua pekerjaan yang dilakukan justru tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah?

Seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya selama ia tunduk patuh dan mengikuti jejak langkah Rasulullah dalam kehidupannya sehari-hari.

Ketentuan kedua ini begitu jelas, dalam Al-Qur’an Allah memerintahkannya, yaitu: قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya, “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran: 31)

Bacaan Lainnya
HUT RI 80

Mengikuti jejak langkah yang dipraktikkan oleh Rasulullah, menunjukkan sebagai upaya menjadi bagian darinya. Berusaha menjadi bagian Rasulullah artinya berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ.

Begitupun sebaliknya, tidak mengikuti Rasulullah artinya tidak ingin menjadi bagian darinya, dan tentu juga ingin menjauh dari Allah. Naudzubillah.

Penjelasan tersebut mengingatkan kita pada kisah yang terjadi beberapa abad yang lalu, tepatnya ketika peristiwa perang Khandaq, yaitu pengakuan Rasulullah pada sahabat Salman al-Farisi yang dinyatakan sebagai keluarganya.

Dalam haditsnya, secara jelas Rasulullah bersabda: سلمان منا أهل البيت Artinya, “Salman merupakan bagian dari kita, sebagai keluarga.” (Imam Suyuthi, Jam’ul Jawami’, juz 1, h. 1334)

Sebagaimana diketahui, sahabat Salman bukanlah keturunan Rasulullah, bahkan tidak termasuk dari golongan suku Quraisy.

Ia hanyalah pendatang dari kota Persia untuk masuk Islam. Betapapun demikian, sikap tunduk patuh dan mengikuti semua tingkah laku Rasulullah menjadikan orang Persia itu bagian darinya, bahkan dianggap sebagai keluarganya.

Jika tunduk patuh dalam mengikuti langkah Rasulullah bisa dianggap sebagai bagian darinya, tentu mereka yang tidak mengikuti tidak bisa dianggap sebagai bagiannya.

ROG PHONE PROMO

Pos terkait

Tinggalkan Balasan