6.Perang Buah Adopsi Perang Cambuk Jaman Dulu
Acara ini hanya untuk mengangkat tradisi yang sudah ada sebelumnya.
“Perang” buah atau saling melempar antar dua kubu merupakan adopsi perang cambuk antara warga Dusun Kaliurip dan Gunungmalang di Desa Serang pada zaman dulu.
Saat itu, antara warga dusun Kali Urip dengan dusun Gunung Malang memiliki tradisi perang cambuk untuk adu kesaktian.
Namun adu kesaktian atau perang cambuk itu diganti dengan perang buah berupa strawberi atau tomat
Panitia FGS pertama mengganti adu kesaktian ini dengan mengadopsi festival tahunan La Tomatina di Spanyol yang pesertanya saling melempar tomat dengan riang gembira.
“Sejak FGS pertama, saat itu ketua panitianya Almarhum Tri Daya Kartika mengganti dengan perang buah. Buah itu yang sudah afkir dan tidak dapat dimanfaatkan. Ratusan orang pengunjung berbaur saling melempar buah ,” kata Kepada Desa Serang, Sugito.
Hingga kini, acara “perang” buah menyedot perhatian ribuan wisatawan dan pehobi foto sejumlah daerah.
7.Lodong Bambu Air
Meskipun kini sudah banyak alat modern, tradisi penggunaan lodong bambu air masih dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya.
Lodong merupakan wadah air yang terbuat dari bamboo untuk mengambil dan menyimpan air.
Khususnya di daerah yang tidak memiliki akses mudah ke sumber air.
Secara tradisional, lodong terbuat dari bambu berukuran besar yang dipotong sesuai ruasnya, dan bagian tengah ruasnya dihilangkan untuk membuat wadah
Bagi sebagian masyarakat, penggunaan lodong bambu air adalah bentuk penghormatan terhadap nenek moyang dan tradisi yang telah lama dilakukan.
Itulah acara tetap dan wajib ada dalam setiap kegiatan FGS. Sedangkan acara lain yang tak kalah meriah dapat berubah dalam setiap penyelenggaraan FGS.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News