International Rice Research Institute (IRRI) menganugerahkan penghargaan kepada Presiden RI, Joko Widodo untuk kemampuan berswasembada beras untuk konsumsi rakyat dalam tiga tahun terakhir.
IRRI adalah lembaga riset yang berfokus pada komoditas padi, berkantor pusat di Filipina.
Penghargaan yang diserahkan oleh Director General IRRI, Jean Balié, diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta. FAO, Kementerian Pertanian RI, gubernur, bupati, rektor IPB, hingga asosiasi pertanian, turut menyaksikan.
Hasil dari pekerjaan terintegrasi ini menghasilkan stok beras nasional per April 2022 mencapai 10,2 juta ton, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS).
Infrastuktur yang didorong sejak 2015 termasuk telah dibangunnya 29 bendungan besar dan 1.2 juta jaringan irigasi. Ini terus meningkat, memacu ke target lainnya, yakni tak lagi mengimpor impor jagung dalam 2-3 tahun mendatang. RI juga ingin mengambil peran sebagai pengekspor beras.
Seiring, program diversifikasi pangan juga dijalankan. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagai subtitusi pengganti gandum.
“Diversifikasi pangan, hati-hati… Tidak hanya tergantung pada beras, tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya. Kita sudah mulai kemarin di Waingapo, sorgum. Di NTT, sorghum. Kemudian di beberapa provinsi, jagung juga yang dulu besar-besaran harus impor 3,5 juta ton 7 tahun lalu, hari ini kita hanya impor kira-kira 800 ribu ton,” jelasnya.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News