Karakter peduli lingkungan
Kerusakan lingkungan yang terjadi merupakan akibat dari kurangnya kesadaran manusia dalam menjaganya.
Seperti yang dikemukakan Wulandari ( 2016:68 ) ”Salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan adalah aktivitas manusia seperti pengambilan sumber daya alam yang berlebihan sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan seperti penebangan pohon di hutan, alih fungsi hutan, penambangan, dan pencemaran udara, air serta tanah”
Kerusakan yang terjadi sebagai akibat dari ulah manusia yang serakah menyebabkan terjadinya bencana alam”.
Melihat kondisi rendahnya penerapan karakter peduli lingkungan pada sebagian masyarakat, maka pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya.
Pemerintah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kepmendikbudristek ) Nomor 56/ M/ 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran (Kurikulum Merdeka ) sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yang di dalamnya memuat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5 ).
Profil Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila telah dirancang untuk dapat menjawab satu pertanyaan besar, yaitu peserta didik dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem Pendidikan di Indonesia.
Dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, nilai karakter cinta lingkungan merupakan sub elemen pada dimensi beriman bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia yang dibagi menjadi lima elemen.
Salah satunya elemen akhlak kepada alam yang terbagi lagi menjadi dua, yaitu sub elemen memahami keterhubungan ekosistem bumi dan menjaga lingkungan alam sekitar.
Sikap cinta lingkungan tidak tumbuh dengan sendirinya, diperlukan pengenalan serta pembiasaan kepada siswa agar bisa menghargai lingkungan dengan baik.
Salah satu cara untuk menanamkan karakter cinta lingkungan pada siswa adalah dengan mengajak untuk berinteraksi dengan alam dan benda-benda yang ada di sekitar mereka.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News