Hukum Salat Idufitri Berdasarkan Kitab Fathul Qarib

Salat Idufitri di Alun-Alun Purwokerto pada Sabtu, 22 Februari 2023.
Salat Idufitri di Alun-Alun Purwokerto pada Sabtu, 22 Februari 2023.

TABLOIDELEMEN.com – Hukum Salat Id adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).

Syariatnya sejak tahun kedua hijriah, Rasulullah tidak meninggalkannya hingga beliau wafat, kemudian para sahabat beliau melanjutkan ritual serupa.

Secara global syarat dan rukun Salat Id tidak berbeda dari Salat fardhu lima waktu, termasuk soal hal-hal yang membatalkan.

Bacaan Lainnya

Tapi, ada beberapa aktivitas teknis yang agak berbeda dari Salat pada umumnya. Aktivitas teknis tersebut berstatus sunnah.

Hukum Salat Id berlaku untuk semua muslim dan muslimah baik yang modis maupun yang sederhana seperti dalam kitab “Fathul Qarib”.

وصلاة العيدين سنة مؤكدة وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وحنثى وامرأة لاجميلة ولاذات هيئة

Tata Cara Salat Idufitri

1.Baca Niat Salat Idufitri

Salat Id harus membaca niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini”.

“Imâman” kalau menjadi imam, dan “ma’mûman” kalau menjadi makmum.

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى

Artinya: Aku berniat Salat sunnah Idufitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.

Hukum pelafalan niat ini sunah. Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan Salat sunah Idufitri.

Sebelumnya Salat tanpa ada kumandang azan dan iqamah (karena tidak disunahkan), melainkan cukup dengan menyeru “ash-shalâtu jâmi’ah”.

2.Takbiratul Ihram

Hal ini sebagaimana Salat biasa. Setelah membaca doa iftitah, sunnah takbir lagi hingga 7 kali untuk rakaat pertama. Di sela-sela tiap takbir itu ada anjuran membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar.

3.Membaca Surat Al-Fatihah dan Al-A’la

Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca surat al-A’lâ.

Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti Salat biasa.

4.Takbir 5 Kali

Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak 5 kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara

Saat takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana pada poin kedua.

Kemudian baca surat Al-Fatihah, lalu surat Al-Ghâsyiyah.

Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

Sekali lagi, hukum takbir tambahan (5 kali pada pada rakaat kedua atau 7 kali pada rakaat pertama) ini sunnah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, tidak sampai menggugurkan keabsahan Salat Id.

5.Mendengarkan Khutbah

Setelah salam, jemaah jangan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idufitri terlebih dahulu hingga rampung.

Kecuali bila Salat Id tidak secara berjamaah.

Hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah mengungkapkan:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

Artinya: Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada Salat hari raya (Idufitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk. (HR. Asy-Syafi’i)

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *