TABLOIDELEMEN.com – Harun Maryati, guru Konsentrasi Keahlian Kriya Kreatif Batik dan Tekstil, SMK Negeri 2 Adiwerna, Tegal melahirkan karya tangan Batik Ecotik.
Ia terinspirasi untuk membuat motif batik yang mampu memadukan kekayaan budaya lokal dengan cita rasa estetika masa kini.
Batik Ecotik ini sebuah karya tangan yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga mengandung filosofi tentang keseimbangan antara ekologi, etnik, dan keunikan artistik.
Nama Ecotik merupakan perpaduan antara elemen tumbuhan melalui teknik ecoprint dan elemen lokal dengan teknik canting ataupun cap.
Ecotik sendiri mencerminkan karakter motif yang menghargai alam, kearifan lokal, serta keindahan khas budaya Indonesia.
Motif ini menjadi bentuk ekspresi modern terhadap nilai-nilai tradisional.
Sekaligus menjadi media pembelajaran kreatif bagi siswa SMK Negeri 2 Adiwerna untuk memahami pentingnya inovasi yang berakar pada identitas budaya.
“Saya melihat peluang ini setelah mengikuti pelatihan Upskilling dan Reskilling oleh BBPPMPV Seni dan Budaya,” katanya, Minggu 27 April 2025.
Dengan hadirnya karya tangan batik motif Ecotik, Harun Maryati tidak hanya memperkaya dunia batik tanah air
Tetapi juga mengukuhkan peran guru SMK sebagai agen transformasi budaya melalui pendidikan.
Batik Ecotik Bermotif Tradisional
Inisiatif ini menjadi contoh nyata bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan inovasi dan pemberdayaan di era modern.
Selain itu, ini juga menjadi bukti konkret bahwa pelatihan yang tepat dapat mendorong kreativitas dan melahirkan karya orisinal dari dunia pendidikan.
Sementara, Widyaiswara BBPPMPV Seni dan Budaya, Suryanto mengatakan, para guru SMK bidang seni dan budaya merupakan ujung tombak dalam pelestarian dan pengembangan budaya bangsa.
Dari tahun ke tahun minat guru SMK yang mengikuti program tersebut terus meningkat.
Dalam kegiatan ini, para guru tidak hanya mendapat bekal teknik dan pendekatan baru dalam pengajaran seni.
Tetapi mendorong untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pembelajaran yang adaptif terhadap teknologi dan tren global.
“Guru tidak hanya mentransfer ilmu. Tetapi juga menginspirasi siswa untuk mencintai dan mengembangkan budaya lokal dalam balutan teknologi dan kreativitas,” tegasnya.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News