TABLOIDELEMEN.com – Menggoreskan kuas di atas kanvas putih bagi Geisha Putri Ramadhani awalnya hanya sekadar memanfaatkan waktu luang.
Namun dari kebiasaan memanfaatkan waktu luang itu, siswi kelas 9G SMP Negeri 2 Purbalingga, hanyut dan terus menyelami samudra imajinatif itu sepenuh hati.
Geisha memandang lembaran kanvas putih sebagai ruang eksplorasi tanpa batas.
Proses kreatif ini aktif membangun jembatan saraf baru pada otak, memperkuat kemampuan kognisi, serta menjaga kesehatan mental pelukisnya.
Sejak menjalani pendidikan dasar di MIM Penaruban, Geisha tekun memadukan warna-warni cat dan mengasah rasa seninya.
Perjalanan kreatif Geisha menyimpan lapisan emosional yang menyentuh.
Sepeninggal mendiang ayahnya, Juatno. Siswanti sang ibu mengambil peran sentral dalam hidup Geisha.
Siswanti selalu meyakinkan Geisha bahwa talenta melukis ialah anugerah langka yang menuntut tanggung jawab besar untuk terus berkembang.
“Ibu yang selalu menanamkan keyakinan, bahwa kemampuan melukis merupakan anugerah langka,” kata Geisha usai mengikuti Creative Fusion Festival 2025 di Gedung Sasana Krida Perwira di Purbalingga, Rabu 10 Desember 2025.
Sang ibu selalu mendukung penuh Geisha mengeksplorasi aliran seni tanpa batas demi merawat regenerasi kreativitas di kalangan kaum muda.
Selalu konsisten mendorong Geisha menjajahi berbagai aliran seni tanpa rasa takut, demi menjaga nyala kreativitas generasi muda tetap terang benderang.
Dorongan hangat keluarga tersebut lantas membuahkan hasil nyata yang membanggakan.
Geisha sukses menyabet Juara 2 lomba menggambar pada 25 Mei 2024 dan meraih Harapan 3 Lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islam (MAPSI), Kabupaten Purbalingga. untuk mata lomba Kaligrafi.
Merajut Imajinasi dan Prestasi Masa Depan
Dalam setiap sesi berkarya, ia tegas menolak penggunaan pensil sketsa.
Ia jauh lebih memilih media cat secara langsung, karena material ini menawarkan efisiensi kerja prima dan memunculkan hasil visual yang jauh lebih bersih.
Kuasnya sering menari lincah membentuk sosok wanita Jepang hingga lanskap pemandangan alam yang membawa pesan penting tentang pelestarian lingkungan.
Kini, Geisha membidik target akademis selanjutnya ke SMA Negeri 1 atau SMA Negeri 2 Purbalingga.
Akan tetapi, ia memendam misi mulia yang jauh melampaui ambisi sekolah.
Geisha bertekad terus melahirkan karya-karya lukis istimewa dengan harapan besar para kolektor seni berminat meminangnya secara profesional.
Ia sadar betul, hasil penjualan lukisan akan sangat membantu memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.
Lebih dari itu, pendapatan dari hobinya dapat meringankan beban ekonomi sang ibu yang kini berjuang sendirian.
“Seni bagai saya bukan sekadar hobi sesaat. Melainkan jalan berbakti seorang anak kepada ibu dan napas kehidupan,” pungkas Geisha.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News














