Sejarah Festival Pacu Jalur
Dilansir detikSumut, tradisi Pacu Jalur dilaksanakan sejak 1903 atau 119 tahun yang lalu.
Tradisi tersebut merupakan bagian dari masyarakat Kuantan Singingi, Riau, sebagai peringatan atas ulang tahun Ratu Helmina asal Belanda di Baserah.
Seiring berjalannya waktu, tradisi tersebut beralih fungsi menjadi tradisi untuk memperingati hari besar Islam.
Kemudian Pacu Jalur juga rutin diadakan dalam peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Pacu Jalur menggunakan perahu sampan (jalur) yang dibuat dari pohon.
Ada ritual adat khusus untuk memilih pohon yang akan ditebang dan dijadikan perahu.
Selain itu, ada tradisi dan prosesi adat Maleo Jalur yang dilakukan jauh-jauh hari sebelum festival digelar.
Tradisi ini dilakukan dengan cara menyeret batang kayu bulat jenis kempas dengan tali rotan ke kampung tempat jalur dibuat. Kayu yang dipilih biasanya berdiameter 60 cm dengan panjang 30-50 meter.
Tradisi Maleo Jalur dan Pacu Jalur ini melibatkan hampir semua warga kampung, sehingga merekatkan kebersamaan dan kekompakan mereka.
Setiap jalur biasanya dibuat oleh satu orang ahli dengan beberapa asisten. Sedangkan pendayungnya dipilih sebanyak 60 orang.
Tradisi Pacu Jalur sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19. Namun, setelah pandemi terkendali, warga Kuantan Singingi Riau kembali mengadakan Pacu Jalur tahun ini.
Itulah penjelasan mengenai Google Doodle Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022 beserta sejarah tradisi yang menjadi inspirasi doodle.

Bagi saya yang juga seorang ibu rumah tangga, menulis dapat dijadikan media terapi. Berbagi cerita, mengungkapkan emosi, meredakan stres, dan melepaskan kebosanan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News