Maestro Lagu Anak
AT Mahmud mengawali kecintaannya pada musik sejak di sekolah dasar.
Ia belajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Hilir, dan saat itu seorang guru musik mengenalkannya pada notasi nada dengan cara unik.
Pria kelahiran Palembang, Sumatera Barat tahun 1930 ini mulai belajar musik secara formal.
Tahun 1942 tepatnya saat pendudukan Jepang, AT Mahmud masih duduk di bangku kelas 5.
Selanjutnya, keluarga AT Mahmud pindah ke Muaraenim. Ia bersekolah di bekas HIS yang berganti nama menjadi Kanzen Syogakko.
Ia berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming yang terkenal.
Namun kehidupannya itu berubah setelah masa revolusi tahun 1945-1949.
Saat itu keadaan membuat dirinya tidak dapat bersekolah dengan baik.
Lalu, ia malah ikut di kancah perjuangan sebagai anggota Tentar Pelajar.
Lulus SMA, AT Mahmud bekerja di salah satu bank milik Belanda bersama pamannya.
Kemudian AT Mahmud juga mendaftar sekolah pendidikan Sekolah Guru bagian A (SGA). Di sela-sela kesibukannya, ia berhasil menciptakan lagu Bunda.
Tahun 1956, AT Mahmud pindah ke Jakarta dan menjadi guru di SGB V Kebayoran Baru.
Dengan banyak prestasi, aa kemudian mendapatkan biaya dari Colombo Plan untuk bersekolah di University of Sydney, Australia untuk mendapatkan sertifikat The Teaching Of English As A Foreign Language.
Saat kembali ke Indonesia, AT Mahmud mendaftar sebagai guru di Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jakarta Selatan dan mulai menulis lagu untuk murid-muridnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News