Film Pendek Indonesia Tayang di Tampere Film Festival, Edo Wulia Jadi Juri International Competition 2022

Edo Wulia Jadi Juri International Competition 2022
Edo Wulia Jadi Juri International Competition 2022

Setiap film, dengan caranya sendiri, mengeksplorasi dan mengaburkan ambang batas antara konsep biner konvensional, menambang tanah tak bertuan antara hidup dan mati, keadaan mimpi dan kehidupan nyata, spiritual dan jasmani, pengalaman dan intelektual.

Dalam program ini, The Lemony Snippets Of A Loopy Reverie (dir. Azalia Muchransyah, CATastrophe Productions) salah satu karya hasil Begadang Filmmaking Competition 2022 berhasil terpilih dalam kurasi skala internasional, melanjutkan perjalanan distribusinya.

Belum selesai sampai di sini, semangat kerja sama dan pertukaran kembali menghembuskan Minikino yang berbasis di Bali ke titik terjauh lokasi geografisnya, Kolombia.

Bacaan Lainnya

Salah satu festival film pendek terpenting dan terbesar di Amerika Latin, Bogotá Short Film Festival (BOGOSHORTS) yang diselenggarakan pada 6-13 Desember 2022 memberi fokus khusus kepada Indonesia melalui 8 film pendek Indonesia yang secara khusus dibawa Minikino tahun ini.

Film-film itu dikemas dalam 2 program: Let The Masculinities Burn (Indonesia Is The Light At The End Of The Tunnel) dan Family Implosion (The Light In Indonesia).

Kedua program ini membingkai film fiksi pendek yang membahas isu-isu seperti maskulinitas, keluarga dan kematian, mempermasalahkan ide-ide yang mengakar tentang gender dan seksualitas ke isu-isu transendental seperti ritual dan hantu.

Kehadiran program ini diharapkan menjadi jendela dunia bagi penonton Kolombia untuk mengakses khazanah film pendek Indonesia yang berlawanan posisi secara geografis, tetapi hampir serupa dalam hal budaya.

Misal dalam film Makasar is a City for Football Fans arahan Khozy Rizal yang masuk dalam program Let The Masculinities Burn, menunjukan Indonesia dan Kolombia juga sebagian besar negara Amerika Latin yang punya kedekatan kuat dengan sepak bola.

Machoisme dan hooliganisme yang melekat di dalam budayanya, dihantam dengan kegelisahan atas krisis identitas, pertanyaan tentang sexualitas serta isu perundungan di masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *