TABLOIDELEMEN.com – Festival Gunung Slamet (FGS) di Desa Serang kecamatan Karangreja masuk dalam kelender event Nasional Kementerian Pariwisata Republik Indonesia berupa Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.
FGS ini rencananya bakal terselenggara 4-6 Juli 2025.
Masuknya FGS dalam Kalender Event Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Karisma Event Nusantara 2025 menjadi pemacu untuk penyelenggaraan event-event lainnya di Purbalingga.
“Selamat untuk Desa Serang yang telah sukses menyelenggarakan FGS,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, R Budi Setiawan, Senin 24 Februari 2025.
Ia menuturkan, pihaknya berharap FGS ke 8 ini dapat meningkatkan angka kunjungan wisata serta berkontribusi dalam peningkatan ekonomi daerah.
Utamanya bagi para pelaku wisata, biro perjalanan, hotel/penginapan, UMKM dan ekraf Purbalingga.
“Ini menjadi peluang pelaku usaha untuk mempromosikan sekaligus menjual paket wisata pada saat event FGS 2025 berlangsung,” kata Budi Setiawan.
Ia menjelaskan, FGS ke 7 tahun 2024 yang terselenggara selama tiga hari, angka kunjungan wisata ke Desa Wisata Serang Karangreja mencapai 42 ribu lebih.
“Untuk FGS ke 8 Tahun 2025 kami berharap meningkat bisa mencapai 80 ribu wisatawan yang hadir,” katanya.
FGS lanjut Budi Setiawan, menjadi event ikonik yang telah menarik perhatian wisatawan dengan keunikannya mengangkat budaya dan tradisi lokal.
Prosesi ritual yang menjadi tradisi berupa pengambilan air mata air (tuk) Sikopiah dengan lodong (Bambu) serta tradisi makan nasi 3G (Gandul, Gundil, Gereh).
Pengambilan air dari tuk mata air Sikopiah melambangkan kesuburan lereng Gunung Slamet.
Sedangkan makan nasi 3G merupakan tradisi masyarakat di lereng Gunung Slamet, ketika Gunung Slamet berstatus siaga.
Semua prosesi itu merawat dan menjunjung tinggi kearifan lokal sehingga menjadikan FGS terbesar di Kabupaten Purbalingga, yang juga.
“FGS akan semakin besar dan meriah. Terlebih bila Menteri Pariwisata Republik Indonesia, ibu Widiyanti Putri berkenan hadir secara pribadi ke Purbalingga,” imbuhnya.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News