TABLOIDELEMEN.com – Elang Ular Bido (Spilornis Cheela) merupakan jenis elang besar yang menyebar luas di Asia.
Habitatnya mulai dari India di barat, Nepal, Srilanka, terus ke timur hingga Cina
Lalu, ke selatan melintasi Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, kepulauan Sunda Besar, hingga ke Palawan di Filipina dan Indonesia.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 menyebutkan bahwa Elang Ular Bido termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi.
Elang ular bido merupakan anggota suku Accipitridae yang menjadi salah satu dari tiga familia burung dalam ordo Accipitriformes (burung pemangsa diurnal)
Keluarga burung ini bersama Pandionidae dan Sagittariidae yang mencakup burung berukuran kecil hingga besar dengan paruh yang sangat mengait.
Morfologinya beraneka tergantung mangsanya.
Sehingga ada yang mengatakan bahwa kulit kaki dari elang ini mempunyai kekebalan terhadap bisa ular.
Karena itulah elang ini di sebut elang ular karena mempunyai kekebalan terhadap bisa ular.
Mereka memakan berbagai jenis mangsa dari serangga hingga mamalia berukuran sedang, dengan beberapa jenis yang memakan bangkai atau buah-buahan.
Accipitridae memiliki agihan habitat yang cosmopolitan yang ada di semua benua di dunia (kecuali Antartika) dan sejumlah kelompok pulau samudera.
Beberapa spesies migratorik (berpindah tempat sesuai musim).
Elang Ular Bido termasuk jenis burung pemangsa yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Makanan
Makanan utama dari elang ular adalah Ular-ular kecil, burung-burung kecil sampai ke mamalia kecil seperti tikus atau kelinci yang mempunyai ukuran yang kecil.
Habitat
Elang Ular Bido mempunyai habitat hutan, tepi hutan, perkebunan, sub-urban dan tersebar sampai ketinggian 1.900 m dpl.
Burung Elang ini memangsa ular dan reptil pada umumnya, katak, serta mamalia kecil.
Sedangkan untuk berbiak, sepanjang waktu, sarangnya terbuat dari tumpukan ranting berlapis daun di hutan yang rapat.
Telur berwarna putih suram, bercak kemerahan, berjumlah 1-2 butir.
Kebiasaan
Hidup berpasang-pasangan. Sangat ribut, melayang-layang di atas wilayah sambil mengeluarkan suara.
Pada musim berbiak, pasangan menunjukkan gaya terbang akrobatik.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News