Djentot Subechi Seniman Gambar Purbalingga Pamerkan 54 Karya dalam Jalma

Djentot Subechi Seniman Gambar Purbalingga Pamerkan 54 Karya dalam Jalma
Djentot Subechi Seniman Gambar Purbalingga Pamerkan 54 Karya dalam Jalma

TABLOIDELEMEN.com – Djentot Subechi Seniman Gambar Purbalingga memamerkan 54 karya gambar dan sketsa, di Art Space Perpustakaan Daerah Purbalingga, Sabtu 3 April 2025.

Pameran 54 karya gambar dan sketsa yang bertajuk “Jalma” ini telah melalui tahapan kurasi Nugroho Pandhu Sukmono ini dalam rangka Hari Menggambar Nasional Tahun 2025.

“Pameran ini merupakan manifestasi diri tentang hakekat berkarya dalam proses perjalanan panjang berkarya hingga masuk dalam zona nyaman,” kata Djentot Subechi yang juga Guru Seni Budaya SMA Negeri 2 Purbalingga.

Ia mengatakan, menggambar dapat membentuk imajinasi, melalui banyak pilihan dalam teknik dan alat.

Dengan kata lain cara mengkomunikasikan perasaan, pikiran secara visual kepada orang lain.

Bacaan Lainnya
HUT RI 80

Secara formal menggambar menawarkan ruang lingkup seluas mungkin untuk ekspresi maksud artistic.

“Ini mengekspresikan kepribadian seniman spontan dalam alur garis, sebagai pernyataan artistic yang paling personal,” katanya.

Djentot Subechi Seniman Gambar Purbalingga memamerkan 54 karya gambar dan sketsa, di Art Space Perpustakaan Daerah Purbalingga, Sabtu 3 April 2025.
Djentot Subechi Seniman Gambar Purbalingga memamerkan 54 karya gambar dan sketsa, di Art Space Perpustakaan Daerah Purbalingga, Sabtu 3 April 2025.

Kurator Nugroho Pandhu Sukmono mengatakan, 54 karya ini mewakili “konsistensi” hanya sebagian kecil dari dan peziarahan hidup sang perupa.

Sebab, metamesta lebih luas bila sekadar menyimak dari realitas yang dihadirkan dalam setiap karya.

“Mas Djentot tentu melakukan perjumpaan nan romantis dengan ratusan atau bahkan ribuan tumbuhan, hewan maupun jalma sepanjang hidupnya. Mari, berjumpa dengan Jalma,” katanya.

 

Ia mengatakan, peziarahan untuk menjadi manusia bernama Djentot yakni dengan menangkap objek-objek yang berada sejauh tangkapan panca indera.

Kemolekan kembang, keelokan binatang, gemericik air, kemegahan gedung hingga romantisme seorang ayah dan anak.

Dalam tradisi dan kepercayaan tertentu, manusia yang menjalani kehidupan hingga kematiannya dengan melakukan peziarahan di dunia.

“Ziarah dalam arti spiritual, berarti sebuah perjalanan atas pembelajaran, mendapat pengetahuan dan kebijaksaan bahkan upaya menuju ke pengampunan agar menjadi manusia seutuhnya,” katanya.

ROG PHONE PROMO