TABLOIDELEMEN.com – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unsur Pelaksana Kabupaten Purbalingga Rida Kusumawati Mukodam resmi mengukuhkan Pengurus Masa Bakti 2024–2029 di Operation Room Graha Adiguna, Selasa 5 Agustus 2025
Hadir dalam pengukuhan ini, Penasehat DWP Kabupaten Purbalingga, Syahzani Fahmi M Hanif dan Denita Dimas Prasetyahani.
Penasehat DWP Syahzani Fahmi M Hanif berharap pengukuhan ini merupakan awal dari amanah dan tanggung jawab baru yang harus menjalankannya dengan sungguh-sungguh.
“Perempuan memiliki peran besar. Kami ingin DWP menjadikan organisasi sebagai wadah pengabdian yang memberi manfaat luas bagi keluarga dan masyarakat,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya peran organisasi dalam memperkuat ketahanan keluarga dan meningkatkan kualitas hidup perempuan.
Menurutnya, semangat kebersamaan dan kepedulian sosial harus menjadi dasar dalam setiap langkah dan kegiatan DWP untuk mendukung program-program pembangunan di daerah.
“Dharma Wanita bukan hanya sebagai perkumpulan istri ASN. Ini adalah wadah pembinaan, pemberdayaan, dan edukasi. Perempuan harus menjadi lebih mandiri, produktif, dan berdaya saing,” lanjutnya.
Ketua DWP Kabupaten Purbalingga, Rida Kusumawati Mukodam, menyampaikan sebanyak 620 peserta mengikuti pengukuhan, baik secara luring maupun daring.
Sebanyak 120 orang hadir langsung di OR Graha Adiguna, terdiri dari perwakilan 53 unsur pelaksana
“Sementara peserta lainnya mengikuti secara daring dari instansi masing-masing,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa pengukuhan ini merupakan tindak lanjut dari pelantikan pengurus DWP kabupaten secara daring oleh Ketua DWP Provinsi Jawa Tengah pada 21 Juli 2025, bersama pengurus DWP kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
“Dengan pengukuhan ini, kami berharap organisasi DWP dapat semakin solid. Program kerja bisa berjalan secara terarah, dan masyarakat dapat merasakan kontribusi nyata,” katanya.
Rida menambahkan, DWP memiliki posisi strategis dalam pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
Karena itu, para pengurus yang baru harus mampu menjalankan tugas dengan komitmen tinggi.
“Turut mendukung terwujudnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Purbalingga,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News