Curhat Siswa Eligible SMA Negeri Bukateja Gagal Ikut SNBP gegara Sekolah Lalai

Curhat Siswa Eligible SMA Negeri Bukateja Gagal Ikut SNBP gegara Sekolah Lalai
Curhat Siswa Eligible SMA Negeri Bukateja Gagal Ikut SNBP gegara Sekolah Lalai

TABLOIDELEMEN.com – Siswa SMA Negeri Bukateja yang memenuhi syarat (eligible) namun belum beruntung mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 mengungkapkan curahan hati (curhat).

Para siswa menuntut agar pihak sekolah segera bertanggung jawab mencari solusi terbaik atas kelalaian yang terjadi dan untuk memulihkan hak mereka.

Karena para siswa merasa penyebabnya, pihak sekolah lalai mengunggah data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Bacaan Lainnya

Sehingga, para siswa berprestasi di SMA Negeri Bukateja terancam gagal ikut dalam SNBP masuk Perguruan Tinggi Negeri.

“Kami kecewa sekali. Pihak sekolah lalai dalam pengisian data dalam PDSS yang sepenuhnya menjadi tugas dan tanggung jawab pihak sekolah,” kata M Nola Daradjatun siswa eligible dari kelas 12.3 .

Nola yang Ketua OSIS SMA Negeri Bukateja dan tampil menjadi Koordinator Aksi protes mempertanyakan tidak ada komunikasi pihak sekolah dengan siswa apalagi orangtuanya.

“Waktunya kan sebulan. Namun sampai batas akhir input data waktu perpanjangan belum juga selesai dan tidak ada komunikasi dengan kami apalagi orangtua kami,” katanya usia aksi di sekolah setempat, 3, Rabu 5 Februari 2025.

Helmi Nur Arifudin, siswa eligible dari kelas 12 juga mencurahkan isi hatinya.

“Semua usaha kami selama lima semester terasa sia-sia. Mimpi kami ikut SNBP terpaksa tidak dapat terwujud,” kata

Bagi Helmi, SNBP bukan sekadar jalur masuk perguruan tinggi, melainkan satu-satunya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tanpa terbebani biaya.

Curhat Siswa Eligible

Aksi protes Siswa SMA Negeri Bukateja
Aksi protes Siswa SMA Negeri Bukateja

Vivia Aqla Anya Safii, yang juga siswa eligible dari kelas 12.3 mengaku kecewa karena persiapan untuk meraih nilai baik sebagai persyaratan ikut SNBP sejak semester 1 hingga 5 kini sirna.

“Kami kecewa karena pihak sekolah tidak selesai mendaftarkan 140 siswa eligible untuk ikut SNBP,” katanya.

“Perjuangan sejak kelas 1 hingga kelas 3 untuk mendapatkan nilai baik agar dapat masuk Universitas Airlangga melalui jalur prestasi kini sirna,” katanya lirih.

Ragila Budiastuti, siswa eligible kelas 12.3 dengan menahan tangis mengungkapkan kekecewaannya.

“Bicara soal mimpi dan harapan yang sudah di depan mata. Tapi karena kelalaian sekolah yang seharusnya tidak menjadi penghalang bagi kami untuk mendapat mimpi itu,” kata Ragila yang ingin melanjutkan ke Faklutas Teknik Kimia Universitas Diponegoro.

Nadiah Zuhrotun Nafisah mengatakan hal yang sama, bahwa kenyataan yang sedang terjadi ini sangat berat bagi 140 siswa eligible.

“Berat bagi saya dan teman-teman. Saya hanya bisa berdiam menahan kecewa. Tidak berani bercerita kepada Bapak dan Ibu,” tuturnya pelan.

Gagal Ikut SNBP

Salah satu orangtua siswa eligible, Muhamad Agus mengaku prihatin dan kecewa karena 140 siswa eligible terancam gagal mengikuti SNBP 2025.

“Anak-anak ini sudah berjuang keras selama lima semester. Tapi justru kehilangan masa depan karena kelalaian pihak sekolah,” katanya.

Lebih menyakitkan lagi, menurut Agus, pihak sekolah tidak mengakui kelalaian dalam proses input data di PDSS.

“Kami sebagai orangtua tentu sangat sedih dan kecewa. Anak-anak yang berprestasi malah harus kehilangan kesempatan hanya karena kelalaian ini,” katanya.

Seorang wali siswa eligible lainnya, Dikky menyayangkan peristiwa yang seharusnya tidak terjadi ini.

“Sebenarnya kalau ada komunikasi yang baik dari pihak sekolah dengan orangtua, peristiwa ini tidak mungkin terjadi,” katanya.

Namun demikian lanjut Dikky, seluruh orangtua tetap mendukung segala bentuk upaya sekolah untuk mencari jalan keluar dari peristiwa ini.

“Seandainya hasilnya tetap tidak bisa berhasil dan tetap gagal. Maka kami minta fasilitasi masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan mudah untuk anak-anak kami,” tegasnya.

Dodi Kusnandar, perwakilan dari sekolah sebagai koordinator Tim Data SMA N 1 Bukateja mengakui adanya kesalahan dari sekolah.

Ketika sudah tidak ada solusi, maka sekolah akan berupaya memfasilitasi para siswa itu.

“Kami tunggu kabar hasil pertemuan Kepala Sekolah dengan Kementerian pusat,” ungkapnya.

Pada hari yang sama, para siswa dan orangtua menyelenggarakan aksi protes damai tanpa anarkis dengan pengawalan dari Polsek Bukateja dan berakhir sekira pukul 13.00 WIB.

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *