Bupati Purbalingga Tiwi: Alsintan Jangan Sampai Mangkrak

mukodam
mukodam

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) berpesan agar Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) dapat dipergunakan dengan baik. Alsintan ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang juga perjuangan aspirasi dari Anggota DPR RI.

Adapun alsintan yang diberikan diantaranya berupa cultivator, power thresher, pompa air, traktor roda 2, automatic hand sprayer, com sheller, dan traktor roda 4.

“Karena bantuan ini memperjuangkannya sulit, saya titip untuk bagaimana alat alat ini digunakan sebaik baiknya, aja ngasi mangkrak. Saya  titip dijaga betul-betul aja nganti mubah, dan saya berharap bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Purbalingga,” kata Bupati Tiwi saat menyerahkan sebanyak 101 kepada 59 Alsintan kepada kelompok tani di Purbalingga, di UPTD Perbenihan Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga, Selasa (16 November 2021).

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Pertanian, Mukodam SPt menyampaikan, alsintan yang diberikan kali ini sejumlah 101 unit dengan nilai sekitar 2 miliar rupiah. Ia menjelaskan, kondisi riil saat ini dihadapkan bahwa jumlah penduduk bertambah tapi lahan pertanian semakin berkurang. Maka upaya riil yang bisa dilakukan pemerintah adalah bagaimana dengan lahan yang sedikit produktivitasnya bisa dipertahankan atau ditingkatkan.

“Mencari tandur sekarang susah, macul juga susah, terlalu lama dengan manual oleh karena itu dalam rangka meningkatkan efisiensi kecepatan dan mempersingkat waktu, maka mekanisasi ini menjadi keniscayaan yang harus kita lakukan. Semoga alsintan yang diserahkan ini memberi nilai tambah yang signifikan,” katanya.

Disamping Alsintan, Dinpertan Purbalingga juga menyerahkan bantuan kepada Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk 9 lokasi. Masing-masing lokasi mendapatkan bantuan sebesar Rp 200 juta.

Pada pertemuan kali ini juga diserahkan bantuan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada 15 kelompok tani. Bantuan asuransi ini diberikan untuk untuk meminimalkan kerugian dari kejadian tak terduga yang mungkin terjadi dalam hal pertanian.

“Karena usaha pertanian harus bergelut dengan risiko, minimal potensi risiko. Ada bencana alam : banjir, tanah longsor, kekeringan, serangan hama yang kadang tidak bisa kita kendalikan. Oleh karena itu Pemkab Purbalingga antisipatif, ketika terjadi hal yang tidak kita inginkan, para petani sudah terbackup oleh asuransi dan ini gratis,” kata Mukodam.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *