Bupati Fahmi Pastikan Segera Relokasi Korban Bencana Tanah Bergerak di Desa Maribaya

Bupati Purbalingga, Fahmi M Hanif, memastikan merelokasi korban bencana tanah bergerak di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar
Bupati Purbalingga, Fahmi M Hanif, memastikan merelokasi korban bencana tanah bergerak di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar

TABLOIDELEMEN.com – Bupati Purbalingga, Fahmi M Hanif, memastikan merelokasi korban bencana tanah bergerak di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar

Usai meninjau langsung lokasi bencana, Bupati Fahmi mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berencana memanfaatkan dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk upaya relokasi.

“Tahun 2026, Pemprov Jateng membangun 8 unit rumah dengan anggaran utama, Ada tambahan 3 unit rumah menggunakan Anggaran Perubahan APBD Provinsi,” katanya, Kamis 20 November 2025.

Untuk sisa rumah terdampak, Pemkab Purbalingga menyiapkan skema bantuan melalui APBD Kabupaten dan kolaborasi bersama Baznas.

“Kami sudah anggarkan untuk sisa rumah terdampak di APBD Kabupaten. Kami kerja sama dengan Baznas supaya pembangunan rumah bagi warga terdampak dapat segera terwujud,” kata Bupati.

Bacaan Lainnya

Bupati Fahmi menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh relawan dan pihak terkait yang bergerak cepat membantu warga.

“Dalam masa tanggap darurat, segera mendirikan dapur umum dan posko penanganan bencana,” katanya.

Dampak Parah Bencana Tanah Bergerak Secara Alami

Kepala Desa Maribaya, Sutarso, melaporkan 19 dari 23 rumah terdampak sudah memiliki calon lahan pengganti.

Namun, 4 rumah masih proses pencarian lokasi. Melalui posko dan relawan desa, penggalangan dana berlangsung demi memastikan semua warga memperoleh lahan relokasi.

“Harapan kami, relokasi bisa terpusat pada satu kawasan agar 27 KK terdampak tetap dapat tinggal bersama dalam lingkungan baru,” katanya.

Peristiwa bencana tanah bergerak secara alami terjadi pada Kamis 13 November 2025 di RT 04 dan 05 RW 03 Dusun Karangtengah.

Pergerakan ini menyebabkan tanah ambles sedalam 2 hingga 3 meter.

Kejadian ini berdampak parah pada 23 rumah, menimpa 27 kepala keluarga (KK) dengan total 85 jiwa.

Tim geologi merekomendasikan lokasi tersebut tidak aman untuk tempat tinggal karena risiko sangat tinggi.

 

 

Pos terkait