TABLOIDELEMEN.com – Bupati Purbalingga H Fahmi Muhammad Hanif dan Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani akan menyiapkan program 100 hari kerja.
100 hari pertama itu berupa inovasi, program kolaboratif pembangunan di Kabupaten Purbalingga.
Selain itu, ada juga program asesmen birokrasi hingga strategi hadapi kebijakan efiiensi dari pusat.
“Kami tidak langsung melakukan perombakan birokrasi. Akan tetapi akan melakukan assesmen dulu guna melihat kondisi birokrasi Pemkab Purbalingga mana yang bisa kita optimalkan,” tegas Bupati Fahmi dalam acara Ramah Tamah di gedung DPW PKS)DKI Jakarta, Kamis 20 Februari 2025.
Terkait kebijakan efisiensi pemerintah pusat, Bupati mengakui akan berdampak pada kemampuan finansial Pemkab Purbalingga.
“Ada beberapa puluh miliar yang akan terpotong untuk refokusing efisiensi untuk kegiatan lain,” katanya.
Meski demikian hal ini tidak menjadikannya putus semangat, tapi menjadikannya sebagai tantangan.
Ia akan melakukan berbagai program untuk mensiasatinya.
“Kita mencoba berfikir secara out of the box dan berbagai inovasi yang kita lakukan berbagai gagasan ide ide menarik yang sebenarnya itu tidak bergantung dari APBD dan juga melakukan program kolaborasi,” katanya.
Bupati meyakini bahwa untuk membangun Kabupaten Purbalingga ini bukan hanya satu dua pihak
Tapi harapannya berbagai pihak bisa bersatu padu berkontribusi.
Ia yakin banyak pihak yang ingin ikut serta.
“Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga akan membuka diri seluas luasnya untuk membuka kerjasana kolaborasi investasi dan sebagainya yang memungkinkan dilakukan,” ungkapnya.
Usai pelantikan ini Bupati Fahmi juga berharap warga masyarakat untuk bersatu padu membaur karena kontestasi politik sudah berlalu.
Ia mengajak untuk fokus merealisasikan pembangunan Kabupaten Purbalingga ke depan.
“Semoga pemerintahan kami bisa memberikan angin segar yang seluas luasnya kepada masyarakat dan kami mohon support dan doa restunya agar amanah dari mayoritas masyatakat ini bisa kita emban sebaik baiknya,” katanya
Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News
