TABLOIDELEMEN.com – Desember berdiri sebagai bulan kedua belas, sekaligus penutup siklus kalender Masehi.
Namun, secara etimologi, nama Desember berasal dari bahasa Latin decem, yang berarti ‘sepuluh’.
Penamaan ini mencerminkan sejarah kuno, saat kalender Romawi awal hanya memiliki sepuluh bulan.
Setelah reformasi kalender dan penambahan Januari dan Februari, Desember tetap mempertahankan nama lamanya, meskipun posisinya bergeser menjadi bulan terakhir.
Definisi Desember jauh melampaui urutan angka. Bulan ini secara universal mewakili titik akhir dan awal yang baru secara simultan.
Banyak negara pada bulan Desember menyelenggarakan festival besar dan liburan penting, menjadikannya periode refleksi intensif.
Individu mulai mengevaluasi pencapaian selama sebelas bulan sebelumnya dan merancang resolusi untuk tahun mendatang.
Filosofi Transisi dan Harapan
Filosofi inti Desember terletak pada konsep transisi.
Bulan ini mendorong manusia untuk mengakhiri tugas yang tertunda (closing) dan mempersiapkan diri menghadapi fase baru (restarting).
Oleh karena itu, Desember menciptakan atmosfer urgensi profesional, terutama bagi para pekerja yang berupaya keras memenuhi target tahunan.
Dunia bisnis menyaksikan percepatan transaksi dan penentuan anggaran final.
Tetapi, Desember tidak melulu soal pekerjaan. Perayaan Hari Raya, seperti Natal, menyuntikkan semangat kebersamaan, kedermawanan, dan pengampunan.
Sifat bulan ini menekankan pentingnya memberi dan berbagi, mencerahkan suasana dingin atau penghujung tahun yang melelahkan.
Karena bulan ini merupakan jembatan antara masa lalu dan masa depan.
Sekaligus, Desember menawarkan kesempatan emas untuk membuang beban, belajar dari kesalahan, dan menanamkan harapan baru.
Desember menegaskan bahwa setiap akhir membawa janji permulaan.
Satu di antara cara untuk mendapatkan hasil menulis yang maksimal adalah dengan melihatnya sebagai sebuah petualangan.
Hanya dengan berpetualangan, saya mengetahui dan menemukan keberagaman materi tulisan.
Baca update artikel lainnya di Google News
