Kontrak ekspor
Ia menambahkan kontrak ekspor lada dengan buyer di Jepang ini mencapai 300 ton yang akan dikirim bertahap sampai tahun 2024.
Jumlah tersebut didasarkan pada kemampuan produksi petani lada Purbalingga dengan 536 hektar perkebunan lada yang dimiliki.
Produktivitas pertanian lada ini didukung dengan program Upland dari Kementan RI sehingga hasil panen bisa maksimal.
Program Upland juga mendorong petani menjadi pelaku bisnis, tidak hanya domestik pemasaran juga berorientasi ke mancanegara.
“Terimakasih kepada Kementan RI melalui program Upland nya dan tentu saja para KUB Mitra Tani Sejahtera yang mau berubah dan mau maju, memang harus keluar dari kebiasaan rutin, mencoba hal-hal baru, harus menjawab tantangan zaman,” katanya.
Pertanian lada, menurut Agus merupakan peluang besar. Hal ini mengingat tidak semua negara memproduksi lada.
Ia berpesan, setelah secara mutu lada Purbalingga diakui luar negeri, selanjutnya para petani bisa mempertahankan kontinuitas produktivitasnya.
“Tidak kalah penting dalam ekonomi adalah kontinuitas. Sekarang bisa ekspor, tahun depan juga harus bisa kembali ekspor. Sehingga kerjasama yang dirintis bisa berkelanjutan dan bisa mendorong petani lain maupun usaha lain untuk berkembang,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News