Nyai Masrurah selalu siap untuk mendukung sang suami dalam berjuang. Beliau juga sangat sigap jika ada masalah-masalah yang perlu dihadapi.
Pada suatu ketika di tahun 1942 KH. Hasyim Asy’ari ditangkap oleh Tentara Jepang untuk dipaksa menghormati Kaisar Hirohito dan ketaatan pada Amarterasu Omikami atau Dewa Matahari.
Pada saat kejadian itu para santri beliau berusaha untuk membebaskan dan membuntuti KH. Hasyim Asy’ari guna memastikan keadaan beliau.
Nyai Masruroh yang waktu itu berada di Tebuireng sampai rela mengungsi ke Denanyar sesuai permintaan KH. Hasyim Asy’ari.
Sebagai seorang isteri jelas kekhawatiran dan kesedihan Nyai Masruroh diuji saat itu. Namun, beliau tidak berdiam diri. Nyai Masruroh tetap semangat mengajar santri putri dan selalu memohonkan doa untuk sang suami tercinta

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News