TABLOIDELEMEN.com – Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) memimpin rombongan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk untuk menimba ilmu terkait dengan pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas.
Bupati Banyumas, Achmad Husein dan OPD terkait menerima rombongan di Ruang Jaka Kaiman, Kompleks Pendopo Sipanji, Banyumas Jum’at 2 Desember 2022
“Kita ketahui bersama bahwa Pemerintah kabupaten Banyumas ini merupakan pemerintah yang sukses bahkan saat ini menjadi pilot project di beberapa kabupaten/kota kaitan sampah,” kata Bupati Tiwi.
Sedangkan Purbalingga, kata Bupati masih dalam tahap berjuang untuk menemukan solusi yang tepat terkait penanganan sampah.
Pemkab Purbalingga sudah membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) secara bertahap, namun hal ini akan membutuhkan anggaran yang besar.
“Nah pada kesempatan ini kami ingin belajar dan tentunya meminta Tips and Trick, Ini. Gimana ceritanya Pemkab Banyumas bisa sukses dalam jangka waktu yang singkat untuk menangani permasalahan sampah,” katanya.
Bupati Banyumas, Achmad Husein memberikan sejumlah saran ke Pemkab Purbalingga
Yakni, dengan menyediakan hanggar atau Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse and Recycle (TPS3R).
“Harus dibangunkan pusat daur ulang (PDU) besar, TPS3R atau hanggar, minimal 1200 meter persegi. Untuk menampung sampah dengan kapasitas 25 – 30 dump truck per hari maka perlu dibangun 4 unit,” kata Bupati Husein.
Di dalam hanggar masing-masing minimal disediakan mesin pemilah sampah manual (Bag Conveyor) dan mesin pencuci sampah plastik (Gibrik).
Secara keseluruhan peralatan nilainya hanya Rp 300 juta, sedangkan bangunan mencapai Rp 1,2 miliar.
Melalui alat-alat tersebut, baru Kelompok Sadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola sampah akan mendapatkan penghasilan.
“Sumber penghasilan KSM itu dari penjualan sampah high value, seperti plastik, kresek, plastik kemasan, botol plastik. Dengan pemasukan 8 truk sampah per hari, di Banyumas mereka mendapatkan penghasilan Rp 30 juta per bulan,” katanya.
Jika ingin menambah nilai lagi, menurut Husein bisa ditambah alat lagi, yakni Hot Extruder dan Mesin Hidrolik.
Alat tersebut berguna untuk menghasilkan plastik cair dan mencetaknya menjadi berbagai produk. Sedangkan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan bisa dibakar dengan alat pirolisis yang sudah sesuai ketentuan.
“Terkait dengan lahan hanggar, tidak harus menggunakan lahan Pemda. Seperti yang terjadi di Banyumas, hanggar justru dibangun di lahan milik desa termasuk pengelolaan sampahnya dilakukan oleh KSM dari BUMDes,” katanya.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News