TABLOIDELEMEN.com – Ketua DPRD Purbalingga, HR. Bambang Irawan mengapresiasi acara bedah buku “Wasiat Ki Arsantaka” tulisan Agus Sukoco.
“Saya sebagai keturunan dari Ki Arsantaka sangat berterimakasih. Karena bagaimanapun sejarah adalah merupakan bagian dari perjalanan yang tidak boleh dilupakan,” katanya dalam acara Bedah Buku “Wasiat Ki Arsantaka” di aula pertemuan Perpustakaan Umum Kabupaten Purbalingga, Sabtu 22 Juli 2023.
Mas BI sapaan HR. Bambang Irawan juga mengusulkan jika tokoh-tokoh Purbalingga harus mulai di inventarisir dan mendapat penghargaan dengan menyematkan nama beserta gelarnya dalam nama jalan dan nama gedung-gedung atau ruang yang ada di Pemerintahan Purbalingga.
“Menurut kami ini bagian dari pemeliharaan kita untuk menghargai para pendahulu. Bagian dan hal kecil bisa menjadi warisan untuk anak cucu kita,” tambahnya.
Ia berharap dengan adanya buku ini akan melahirkan rasa kecintaan yang luar biasa untuk Purbalingga
“Semoga berdampak pada kemajuan Purbalingga itu sendiri,” pintanya.
Penulis buku “Wasiat Ki Arsantaka”, Agus Sukoco mengatakan, pada abad ke-18 yang tertulis dalam beberapa literatur menyebutkan Purbalingga mempunyai tokoh yang bernama Ki Arsantaka yang seyogyanya masyarakat Purbalingga mengingat kembali kiprahnya.
“Mau tidak mau ini adalah fakta sejarah bahwa dibawah sadar masyarakat Purbalingga hidup ki Arsantaka, yang kalau tidak di ingatkan kembali makin terlupakan,” kata Agus Sukoco
Agus Sukoco mencoba “menghidupkan kembali” nyawa Ki Arsantaka dalam buku ke-2nya yang menceritakan Arsantaka.
“Bagi saya nomor satu adalah nyawanya, jadi bahwa soal nilai benar dan salah saya memakai pilihan sastra sehingga buku ini tidak bisa dijadikan rujukan kebenaran akademis,” jelasnya.
Gunanto Eko Saputro yang merupakan penggiat sejarah Purbalingga menjadi pembedah buku mengatakan, buku ini mencoba menghubungkan abad kekosongan pada masa awal sejarah antara wirasaba dan purbalingga yang tidak tercatat dalam berbagai literasi.
“Karena hal tersebutlah mungkin Mas Agus Sukoco memilih kemasan Historical Fiction, akan tetapi saya bisa membayangkan ya begitulah 2 abad sejak peristiwa mrapat hingga lahirnya Purbalingga 23 Juni 1759,” katanya
“Seorang sejarawan Belanda bernama Van der Meulen menyebutkan bahwa di lereng timur Gunung Slamet lah peradaban pertama Jawa berdiri pada Abad pertama Masehi,” imbuhnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News