Alumni SMP Negeri 2 Purbalingga Tahun 1982 Siap Gelar Pandawa Charity, Catat Tanggalnya

Alumnus SMP Negeri 2 Purbalingga lulusan tahun 1982  yang tergabung dalam Pandawa, melaksanakan pertemuan persiapan penyelenggaraan Pandawa Charity, yang mengusung tagline Desember Ceria 2025, Guyub Rukun Seduluran Agawe Sehat lan Bombong
Alumnus SMP Negeri 2 Purbalingga lulusan tahun 1982  yang tergabung dalam Pandawa, melaksanakan pertemuan persiapan penyelenggaraan Pandawa Charity, yang mengusung tagline Desember Ceria 2025, Guyub Rukun Seduluran Agawe Sehat lan Bombong

TABLOIDELEMEN.com –  Alumni SMP Negeri 2 Purbalingga lulusan tahun 1982 akan merajut kembali paseduluran dan silaturahmi.

Alumnus yang tergabung Paguyuban Alumni SMP Negeri 2 Purbalingga (Pandawa) ini akan menyelenggarakan kegiatan yang mengusung tagline Desember Ceria 2025 : Guyub Rukun Seduluran Agawe Sehat lan Bombong, besok Sabtu 20 Desember 2025.

“Desember Ceria 2025, Guyub Rukun Seduluran Agawe Sehat lan Bombong dengan mengusung semangat Pandawa Charity di Rumah Makan PM Collaboration Purbalingga,” kata Ketua Panitia, Yudhia Patriana, Sabtu 13 Desember 2025.

Ia menambahkan, dalam semangat itulah, di penghujung tahun 2025, pertemuan ini bukan sekadar nostalgia, melainkan teguran lembut.

Agar tetap setia pada nilai kebersamaan yang dahulu melahirkan para alumnus.

Bacaan Lainnya

“Kita kembali menggagas pertemuan PANDAWA. Untuk merajut kembali paseduluran dan silaturahmi. Kita juga akan berbagi bantuan kepada teman yang sekarang sedang sakit,” katanya.

Yudhia mengisahkan perjalanan Pandawa, menurutnya dari cangkir ke cangkir dengan percakapan mengalir terbentuklah Pandawa.

Pandawa terbentuk pada tahun 2009, menjadi wadah bertemu dan bersilaturahmi untuk merawat akar, berbagi.

“Serta memperpanjang napas masa depan, dan menguatkan yang memberi tenaga bagi generasi yang akan datang,” katanya.

Menurutnya, Pandawa mewajar jika menjadi bukan sekadar nama, melainkan benang halus yang menjahit ulang kedekatan yang tidak pernah benar-benar hilang.

“Kami menyakini persahabatan dan kenangan memang hanya tertidur menunggu untuk dipanggil,” katanya.

Ia berharap, nantinya dalam kegiatan ini, tatap-tatap yang saling bersinggungan mengirimkan getar yang menyadarkan.

“Waktu boleh berjalan jauh, tapi ia tidak pernah berhasil menghapus jejak akrab yang dulu kita ukir di ruang-ruang kelas, koridor, taman, lapangan dan kantin sekolahan,” tegasnya.

 

 

Pos terkait