TABLOIDELEMEN.com – Tahun 2025, gaung Peringatan Hari Pahlawan 10 November kembali berkumandang dengan tema membara yakni “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”.
Tema ini bukan sekadar kalimat, ia adalah panggilan bagi seluruh generasi penerus bangsa untuk tidak pernah berhenti melangkah, meneladani api perjuangan yang tak padam.
Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah menerbitkan ‘Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025’.
Dokumen tersebut, tertanggal 31 Oktober 2025, bukan hanya mengatur jalannya upacara, namun juga menyemarakkan peringatan dengan logo khusus.
Logo ini melambangkan semangat bagi generasi muda agar terus meneladani perjuangan para pahlawan, bergerak maju dengan jiwa nasionalisme.
Serta, meneruskan cita-cita luhur yang bersumber dari semangat Bendera Merah Putih.
Makna Logo Hari Pahlawan 2025
Kemensos RI tidak hanya menetapkan tema, tetapi juga merilis logo dengan filosofi mendalam.
Pedoman yang sama menjelaskan tiga elemen utama penyusun logo Hari Pahlawan 2025.
Yakni figur Manusia Melangkah, Bendera Merah Putih, dan Pilihan Warna.
Mari kita bedah makna setiap elemen.
1.Figur Manusia Melangkah
Elemen ini menggambarkan sosok manusia yang seolah melangkah, berlari, atau bergerak maju.
Filosofi utamanya adalah simbolisasi generasi penerus bangsa yang siap melangkah ke depan.
Figur ini juga melambangkan keteladanan pahlawan yang menginspirasi kita untuk terus bergerak
Serta semangat rakyat yang tidak akan berhenti melanjutkan cita-cita kemerdekaan.
Gerakan ke depan mencerminkan progres, semangat juang, dan keberanian, selaras dengan tema “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.”
2.Bendera Merah Putih
Bendera kebanggaan Indonesia ini menjadi identitas nasional, simbol kebanggaan bangsa.
Warna merah melambangkan keberanian para pahlawan dalam berkorban, sementara warna putih mewakili ketulusan perjuangan mereka.
Bendera Merah Putih diharapkan menjadi api semangat yang terus berkibar, simbol perjuangan yang tak pernah padam.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News
















