Sebagaimana Al-Qur’an menyebut istri nabi Nuh dan nabi Luth yang enggan untuk beriman kepada suami mereka. ضَرَبَ ٱللهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍ
“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth…” (QS At-Tahrim: 10).
Kedua, selalu menambah semangat beribadah kepada Allah. Hal ini sangat penting karena adanya kasih sayang antara suami dan istri termasuk nikmat yang Allah berikan.
Allahlah yang memantapkan hati suami-istri untuk saling mencintai dan menyayangi dalam ikatan rumah tangga. Karena, Allahlah yang memiliki sifat Muqallibal Qulub (Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati).
Padahal, sebelum adanya ikatan pernikahan calon suami-istri belum menikmati cinta yang begitu dalam di antara keduanya.
Namun demikian, penting juga dicatat, ketika Allah murka kepada suami-istri akibat dosa-dosa mereka bisa jadi Allah akan memutuskan ikatan cinta di antara keduanya. Al-Qur’an menyebutkan,
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir” (QS Ar-Rum: 21).

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News