Sebanyak 103 orang siswa dari 29 sekolah klas X SMA/ SMK di Kabupaten Purbalingga yang mengikuti seleksi berjenjang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Nantinya, mereka yang lolos akan bertugas di Istana negara saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia, 17 Agustus 2022 mendatang
Dari jumlah tersebut akan dipilih kurang lebih setengah dari total peserta untuk kemudian disaring lagi menjadi hanya 2 peserta yang akan dikirim ke tingkat Provinsi untuk mengikuti seleksi lanjutan.
“Peserta yang akan terpilih nantinya akan dikirim ke tingkat Provinsi untuk kemudian mengikuti seleksi lanjutan dan semoga akan lolos ke istana negara Republik Indonesia,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Prayitno saat apel pembukaan seleksi calon Paskibraka Kabupaten Purbalingga, di GOR Goentoer Darjono Purbalingga, Selasa 22 Maret 2022
Prayitno berharap peserta mengeluarkan seluruh kemampuannya sehingga bisa menampilkan yang terbaik dan memuaskan.
“Kami harap peserta bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya sehingga bisa menampilkan yang terbaik. Kami juga harap ada dua perwakilan Paskibraka dari Purbalingga yang bertugas di Istana pada peringatan HUT RI Agustus mendatang,” katanya.
Kabid Pemuda dan Olahraga Dinporapar, Wasis Abadi menambahkan, peserta akan melalui tahapan seleksi yang ketat.
Di tahap awal, peserta seleksi akan melalui tes tinggi dan berat badan. Peserta putra harus memiliki tinggi badan minimal 170 cm sedangkan untuk putri harus memiliki tinggi badan minimal 165 cm.
“Kalau setengah cm saja kurang maka langsung gugur. Untuk putra saya rasa banyak yang memiliki tinggi badan tersebut tapi untuk puti saya lihat tidak banyak siswi yang memiliki tinggi badan tersebut,” kata Wasis.
Peserta yang lolos di tahap awal lanjutnya, akan menjalani tes kesehatan utamanya tes tekanan darah. Kemudian peserta akan melalui tes jasmani seperti lari 2.400 m, sit-up.
Push-up dan pull-up dengan kriteria minimal yang telah ditentukan oleh tim seleksi dari Kodim dan unsur lain.
“Nanti peserta juga akan menjalani tes jasmani untuk mengukur ketahanan fisik,” ujarnya.
Wasis menegaskan bahwa dalam proses seleksi tersebut dilakukan secara transparan tanpa adanya kolusi dan nepotisme. Peserta dan guru yang bertindak sebagai pendamping bisa memantau jalannya proses seleksi hingga tahap akhir.
“Kami pastikan seleksi berjalan dengan transparan tanpa adanya kolusi atau nepotisme dan bisa dipantau oleh semua pihak,” tegasnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News