TABLOIDELEMEN.com – Bagi siapa pun yang pernah bergumul mencari ide atau menaklukkan halaman kosong, buku “Tulislah! Mengembangkan Proses Kreatif Menulis Berita, Feature, Fiksi” karya Pepih Nugraha terasa seperti bisikan mentor berpengalaman.
Nugraha, seorang jurnalis senior yang malang melintang di dunia media, menyingkapkan filosofi dan teknik praktis menulis, membuktikan bahwa proses kreatif bukanlah misteri, melainkan keterampilan terasah.
Buku ini sendiri menyuguhkan panduan komprehensif, mencakup 308 halaman penuh wawasan berharga.
Nugraha memulai kisahnya dengan mengajak kita memasuki benak seorang penulis.
Ia menjelaskan bahwa menulis bermula dari pengamatan tajam terhadap realitas. Penulis mendorong pembaca aktif mencari dan merangkai mozaik fakta.
Buku ini menyoroti perbedaan esensial antara menulis berita, yang menuntut ketepatan dan objektivitas, dengan menulis feature dan fiksi, yang memberi ruang luas bagi imajinasi dan kedalaman emosional.
Tentunya dengan menyajikan contoh-contoh lugas, memperlihatkan bagaimana Pepih Nugraha meramu kalimat efektif.
Selanjutnya, buku ini membahas secara mendalam proses kreatif menulis.
Nugraha memandu pembaca langkah demi langkah: dari tahap prapenulisan, penemuan sudut pandang unik, hingga penyuntingan akhir.
Sedangkan, penekanan penulis perlunya memiliki disiplin keras, menjalani rutinitas, dan menghindari jebakan perfeksionisme awal.
Cerita-cerita pendek mengenai tantangan penulis ternama ia masukkan, membuat materi terasa menghibur sekaligus inspiratif.
Pembaca belajar cara mengatasi kebuntuan ide, menanggapi kritik konstruktif, dan membangun gaya penulisan khas.
Tulislah! tidak hanya menyajikan teknik; buku ini menanamkan etos kerja jurnalis.
Pepih Nugraha mengingatkan, tulisan yang baik lahir dari hati dan pikiran yang jernih.
Buku panduan ini menjadi pegangan esensial bagi jurnalis pemula, penulis lepas, maupun kreator konten.
Nugraha berhasil memetakan jalan jelas bagi siapa saja yang ingin mengembangkan proses kreatif menulis, memastikan setiap kata memiliki kekuatan dan tujuan.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News

















