Thalassaemia, Penyakit Kelainan Darah yang Diturunkan secara Genetik dari Orangtua

halassaemia merupakan penyakit kelainan darah yang belum dikenal secara luas oleh publik.
halassaemia merupakan penyakit kelainan darah yang belum dikenal secara luas oleh publik.

Penyebab dan gejala Thalassaemia

Thalassaemia disebabkan oleh mutasi DNA pada sel yang memproduksi hemoglobin pada tubuh.

Molekul hemoglobin terbuat dari rantai yang disebut rantai alfa dan beta yang dapat dipengaruhi oleh mutasi.

Dalam kondisi tertentu, produksi rantai alfa atau beta berkurang, menghasilkan Thalassaemia alfa atau beta-Thalassaemia.

Bacaan Lainnya

Pada alpha-thalassemia, tingkat keparahan Thalassaemia tergantung pada jumlah mutasi gen yang diwariskan orangtua.

Semakin banyak gen yang bermutasi maka semakin parah pula kondisi kesehatan kita.

Sementara itu, Thalassaemia beta tergantung pada bagian yang terpengaruh oleh molekul hemoglobin dalam tubuh.

Ada beberapa jenis Thalassaemia yang memiliki gejalanya dan kondisinya masing-masing.

Gejala yang lazim didapati antara lain kelelahan, lemah, kulit yang memucat atau kekuningan, dan deformitas tulang wajah.

Anak yang mengalami Thalassaemia juga cenderung mengalami tumbuh kembang yang lambat, pembengkakan perut dan urine yang menggelap.

Gejala Thalassaemia bisa langsung diidentifikasi ketika bayi baru lahir namun ada yang baru muncul selama 1-2 tahun setelahnya.

Indonesia termasuk dalam daerah yang disebut sabuk Thalassaemia dunia. Wilayah ini bermula dari Sub Sahara Afrika, Mediterania, Timur Tengah hingga Asia Tenggara.

Daerah tersebut dikatakan sebagai wilayah dengan jumlah pembawa sifat Thalassaemia yang cukup banyak.

Setidaknya, 6-10 persen dari jumlah penduduk di Indonesia merupakan pembawa sifat kelainan darah ini.

Artinya, ada enam orang dari 100 orang yang merupakan pembawa sifat Thalassaemia.

Jumlah yang tergolong tinggi ini meningkatkan risiko terjadinya pernikahan antara pembawa sifat yang melahirkan penyakit penyakit ini yang baru.

Sejauh ini, Thalassaemia tidak bisa disembuhkan namun bisa dicegah. Kuncinya adalah skrining pada pasangan usia subur yang akan menikah untuk mencegah lahirnya anak dalam kondisi Thalassaemia berat.

Skrining yang dilakukan berupa pemeriksaan darah lengkap, analisa hemoglobin dan analisa DNA.

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *