“Setiap tahun mengalami penurunan. Tahun 2017 angka stunting di Kabupaten Purbalingga berada di angka 28,4% dan turun di angka 26,4% pada tahun 2018,” katanya
“Tahun 2019 kembali turun sampai posisi angka 17,8%. Kemudian secara perlahan terus menurun sampai angka 16,93% pada tahun 2020 dan 15,7% pada tahun 2021,” imbuhnya.
Ia merinci, permasalahan terkait permasalahan data. Untuk mendapatkan data yang valid dan sama jumlah kasus stunting perlu kerjasama antara termasuk dengan tim atau pemerintahan desa/kelurahan.
“Kita butuh kerjasama, dan datanya itu dari desa, agar datanya valid dan sama.” tegasnya.
Ia mengatakan, pihaknya mempunyai tugas menyelenggarakan Rembuk Stunting yang merupakan aksi ketiga dari 8 aksi konvergensi penanganan dan pencegahan stunting.
Pada tahun 2023 berdasarkan hasil analisis situasi ada 24 desa/kelurahan dengan jumlah dan prosentase anak yang memiliki tinggi badan pendek dan sangat pendek terbanyak. Angka stunting rata-rata sebesar 28,41%.
“Pada tahun 2022 kita telah menyelenggarakan aksi ke 1 dan 2 berupa analisis situasi untuk penentuan lokus desa stunting dan rencana program yang akan terlaksana pada tahun 2023. Ke 24 desa/kelurahan tersebut akan menjadi lokus penanganan stunting tahun 2023,”tuturnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News