PUEBI
Banyak yang mengira, PUEBI ini adalah pedoman lain yang bisa opsional untuk masyarakat yang sudah mengikuti EYD.
Namun, sebenarnya PUEBI merupakan pedoman terbaru ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak 2015, menggantikan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Penetapan ini sesuai dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Lantas, apa sih, yang membedakan keduanya apabila hanya diciptakan sebagai pengganti pendahulunya?
Melansir laman Kemdikbud, inilah setidaknya 5 hal yang berbeda antara PUEBI dan EYD!
Perbedaan pertama terletak pada diakritik pelafalan vokal [e].
Pada PUEBI telah diatur diakritik vokal e mempunyai tiga contoh pelafalan yang berbeda.
Namun, pada ejaan sebelumnya, yaitu di EYD hanya dicontohkan dua pelafalan [e].
Perbedaan kedua antara PUEBI dengan EYD adalah terdapat tambahan diftong [ei].
Jika sebelumnya di EYD terdapat tiga diftong, PUEBI telah menyempurnakan informasi terkait diftong di bahasa Indonesia sebanyak empat, yaitu ai, au, oi, dan ei.
Masih dalam subbab “Pemakaian Huruf”, perbedaan ketiga adalah adanya aturan penulisan huruf kapital.
Pada aturan sebelumnya penulisan huruf kapital harus pada huruf awal sebuah nama orang, nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan.
Selanjutnya pada aturan terbaru di PUEBI ada tambahan satu ketentuan, yaitu selain nama-nama tersebut, kapital juga untuk huruf awal julukan.
Aturan penulisan subbab Pemakaian Huruf yang tidak terdapat pada EYD adalah aturan penulisan huruf tebal.
Dalam PUEBI menjelaskan, bahwa huruf tebal hanya untuk menegaskan bagian tulisan dengan penulisan miring.
Selain itu, huruf tebal juga untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, dan subbab.
Perbedaan antara PUEBI dan EYD selanjutnya adalah penggunaan tanda baca.
Pada EYD yang resmi pada tahun 1972, tanda baca titik koma (;) tidak ada penjabaran selengkap di PUEBI.
KBBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan hasil pembakuan dan kodifikasi bahasa Indonesia yang mencerminkan kekayaan kosakata bahasa Indonesia.
Nah, demi mendukung mobilitas pembelajaran yang sudah beralih ke dunia digital, saat ini, KBBI sudah tersedia juga versi online-nya.
![](https://tabloidelemen.com/wp-content/uploads/2022/12/yudhi.jpg)
Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News