TABLOIDELEMEN.com – Satelit orbit rendah Starlink milik Elon Musk langsung jualan ke pasar ritel atau business to customer (B2C), tanpa melibatkan operator lokal seperti Telkom dan lainnya.
Padahal, Starlink jauh lebih lambat dari koneksi fiber biasa yang ada di Indonesia.
Mengutip laman Blinqbliq, koneksi serat optik yang khas dapat memberikan kecepatan unduh yang sangat stabil hingga 5 Gbps.
Adapun Starlink hanya bisa mencapai 500 Mbps dalam kondisi yang sangat bagus.
Namun, jika membandingkan dengan penyedia internet satelit pesaing, seperti GEO, Starlink menawarkan akses internet yang jauh lebih cepat
Terutama karena satelitnya lebih dekat dengan permukaan bumi.
Dengan paket kecepatan unduh berkisar antara 50-500 Mbps dan kecepatan unggah dari 10-20 Mbps.
Starlink telah mengukir jalan kecil bagi pengguna internet di daerah terpencil.
Latensinya juga tidak buruk, antara 25 dan 50 milidetik, yang membuatnya berada dalam kisaran kecepatan dan latensi lebih baik dari koneksi internet kabel tembaga pada umumnya.
Starlink tidak memiliki batasan data, dan menawarkan data tak terbatas untuk sementara waktu, hingga memberlakukan batasan 1 TB pada semua paketnya dalam penggunaan wajar.
Bahkan, Starlink menawarkan banyak pilihan paket kepada pelanggan dengan harga yang sangat wajar.
Sementara itu, untuk harga, berdasarkan variasi paket Starlink dengan harga layanan senilai US$90 (Rp1,4 juta/kurs: Rp15.381) hingga US$5000 (Rp7,7 juta).

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News