TABLOIDELEMEN.com – Dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Kabupaten Purbalingga bakal tersedia daya tampung masing-masing jenjang pendidikan mengacu pada jumlah rombongan belajar (rombel).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi menjelaskan, SPMB ini terselenggara serentak mulai Senin 23 Juni 2025 hingga Sabtu 5 Juli 2025.
“Jumlah satuan pendidikan negeri di Kabupaten Purbalingga yang melaksanakan SPMB meliputi 5 TK, 459 SD, dan 61 SMP,” katanya, Selasa 3 Juni 2025.
Ia merinci, untuk jenjang TK, tersedia 3 rombel dengan total daya tampung 493 murid.
Lalu, jenjang SD 524 rombel untuk 15.464 murid dan jenjang SMP tersedia 333 rombel dengan daya tampung sebanyak 10.927 murid.
Tri Gunawan menambahkan, ada beberapa kebijakan khusus daerah.
Seperti jalur domisili khusus sebesar 5% bagi daerah dengan keterbatasan akses.
Serta kuota afirmasi tambahan 3% dari Anak Tidak Sekolah (ATS), Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (AUSTS), dan 2% untuk anak dari panti asuhan
“Pada jenjang SMP, juga akan ada penerapan asesmen kompetensi akademik daerah sebagai kontrol mutu hasil belajar,” katanya.
Sediakan 860 Rombel
Ia mengatakan, untuk menjamin transparansi, Kementerian Pendidikan akan mengunci data jumlah rombongan belajar dalam sistem Dapodik sesuai dengan pengumuman kepada masyarakat.
Selain itu, untuk tahun ajaran baru ini masih berlaku sistem domisili.
Yaitu domisili calon murid baru berasal dari tempat sekolah berada.
Serta maksimal berada dalam daerah penyangga atau wilayah yang berbatasan atau dekat sekolah berada.
“Sistem domisili menjadikan penyebaran anak-anak atau siswa yang memiliki kecerdasan dan akademik akan merata. Tidak di satu sekolah favorit tertentu,” kata Tri Gunawan
Ia menegaskan, sistem domisili saat seleksi murid baru bukan membatasi ataupun mempersulit orangtua dalam mencari sekolah.
Namun membantu meningkatkan serapan pendidikan dan mendukung indek pembangunan manusia.
“SPMB tahun 2025 ini mengedepankan integritas. Harapannya bisa berjalan objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan,” tegasnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News
















