Selasa Kliwon 18 Juli 2023 Jadi Malam Satu Suro, Masyarakat Jawa Rayakan Bertepatan Tahun Baru Islam 1 Muharram  1445 Hijriyah

Selasa Kliwon 18 Juli 2023 Jadi Malam Satu Suro, Masyarakat Jawa Rayakan Bertepatan Tahun Baru Islam 1 Muharram  1445 Hijriyah
Selasa Kliwon 18 Juli 2023 Jadi Malam Satu Suro, Masyarakat Jawa Rayakan Bertepatan Tahun Baru Islam 1 Muharram  1445 Hijriyah

TABLOIDELEMEN.com – Malam satu Suro merupakan salah satu tradisi yang terkenal di kalangan masyarakat Jawa

Mereka merayakannya bertepatan dengan malam Tahun Baru Islam1 Muharram  1445 Hijriyah.

Lalu, apa maksud dengan malam satu Suro itu?

Bacaan Lainnya
Montage dibuat

Kapan masyarakat Jawa memperingati malam satu Suro tahun 2023?

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasi dan serba-serbinya berikut ini:

Apa Itu Malam Satu Suro?

Mengutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), satu Suro atau tanggal 1 Suro adalah tanggal pertama pada bulan Suro menurut kalender Jawa.

Sehingga, malam satu Suro adalah malam pertanda awal bulan pertama dalam kalender Jawa (tahun baru Jawa).

Sementara menurut situs Kementerian Agama (Kemenag), bulan Suro dianggap oleh masyarakat suku Jawa sebagai bulan sakral.

Peringatan 1 Suro dalam kalender Jawa juga bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah, yang diperingati sebagai tahun baru Islam.

Penentuan malam satu Suro sendiri diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal 1 Suro.

Dalam kalender Jawa, pergantian hari dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam sebagaimana pergantian hari dalam kalender Masehi.

Ini juga mirip dengan penentuan awal hari dalam kalender Islam.

Kapan Malam 1 Suro 2023?

Seperti dijelaskan di atas bahwa penetapan malam satu Suro bertepatan pada malam tahun baru Islam.

Tepatnya pada malam hari sebelum tanggal 1 Suro atau yang juga bertepatan pada tanggal 1 Muharram . Lantas tanggal berapakah itu?

Informasi penentuan tanggal 1 Muharram  2023 sendiri telah diinformasikan melalui Kalender Hijriah Indonesia 1444 H-1445 H oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.

Menurut kalender tersebut, ditetapkan bahwa tanggal 1 Muharram  2023 peringatan tahun baru Islam 1445 Hijriah bertepatan pada Rabu, 19 Juli 2023.

Sehingga malam 1 Suro 2023 jatuh pada Selasa, 18 Juli 2023 malam harinya.

Sejarah Malam Satu Suro

Kalender Jawa dibentuk berdasarkan gabungan pada penanggalan Hijriah (Islam), kalender Masehi, dan kalender Saka (Hindu).

Kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1940.

Malam 1 Suro dalam Kalender Jawa untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa.

Pada tahun 931 H atau 1443 tahun Jawa baru atau zaman pemerintahan kerajaan Demak, Sunan Giri II telah membuat penyesuaian antara sistem kalender hijriah dengan sistem kalender Jawa pada masa itu.

Tradisi malam satu Suro bermula saat zaman Sultan Agung.

Saat itu, masyarakat umumnya mengikuti sistem penanggalan tahun Saka yang diwariskan dari tradisi Hindu, sedangkan Kesultanan Mataram Islam sudah menggunakan sistem kalender Hijriah (Islam).

Sultan Agung yang ingin memperluas ajaran Islam di Tanah Jawa berinisiatif memadukan kalender Saka dengan kalender Hijriah menjadi kalender Jawa.

Penyatuan kalender ini dimulai sejak Jumat Legi bulan Jumadil akhir tahun 1555 Saka atau 8 Juli 1633 Masehi.

Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Suro, bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah.

Sultan Agung juga ingin menyatukan Pulau Jawa. Oleh karena itu, dia tidak ingin rakyatnya terpecah belah karena perbedaan keyakinan agama.

Sementara itu, Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan.

Kemudian, pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil pengajian oleh para penghulu kabupaten, sekaligus ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri.

Dengan demikian, 1 Muharram atau 1 Suro Jawa yang dimulai pada hari Rabu Legi juga ikut dikeramatkan.

Bahkan, jika ada orang yang memanfaatkan hari itu untuk kepentingan di luar mengaji, ziarah, dan haul, akan dianggap sial

Pos terkait

Montage dibuat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *