TABLOIDELEMEN.com – Perayaan Cap Go Meh menandai puncak dan akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek.
Istilah Cap Go Meh berasal dari logat Hokkien, yang berarti malam kelima belas.
Cap Go Meh ini merupakan salah satu perayaan penting dalam kalender masyarakat Tionghoa yang dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.
Sejarah Cap Go Meh
Cap Go Mehmemiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi Tionghoa kuno.
Perayaan ini telah ada sejak masa Dinasti Han (206 SM – 220 M).
Pada masa itu, Cap Go Meh sebagai festival lampion berwarna-warni menyala untuk menghormati para dewa dan roh leluhur.
Tradisi ini terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara dengan komunitas Tionghoa yang signifikan.
Makna dan Simbolisme
Cap Go Meh sarat dengan makna simbolis yang mendalam.
Perayaan ini tidak hanya menandai akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek, tetapi juga melambangkan penyatuan dan kebersamaan.
Lampion yang menyala selama perayaan dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Selain itu, Cap Go Meh juga menjadi momen untuk merenungkan perjalanan hidup dan memupuk harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Tradisi dan Aktivitas
Selama perayaan Cap Go Meh, berbagai aktivitas dan tradisi untuk merayakan kebersamaan dan keberuntungan.
Selain itu, pertunjukan barongsai dan liong (naga) sering kali menjadi bagian dari perayaan ini, menambah semarak suasana dengan musik dan tarian yang memukau.
Makanan Khas Cap Go Meh
Makanan juga memegang peranan penting dalam perayaan Cap Go Meh.
Salah satu hidangan yang tidak boleh terlewatkan adalah lontong Cap Go Meh, yang merupakan perpaduan unik antara budaya Tionghoa dan Indonesia.
Lontong ini biasanya tersaji dengan opor ayam, sambal goreng hati, dan aneka lauk lainnya.
Hidangan ini melambangkan keberagaman dan asimilasi budaya yang harmonis.
Cap Go Meh di Berbagai Negara
Perayaan Cap Go Meh berbeda di berbagai negara, tergantung pada tradisi lokal dan pengaruh budaya setempat.
Di Indonesia, perayaan ini sering kali menjadi ajang berkumpulnya berbagai komunitas untuk merayakan keberagaman budaya.
Sementara itu, di negara-negara seperti Malaysia dan Singapura, perayaan Cap Go Meh dengan pawai besar dan festival yang menarik banyak pengunjung.
![](https://tabloidelemen.com/wp-content/uploads/2022/12/yudhi.jpg)
Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News