TABLOIDELEMEN.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki program Santri Digitalpreneur Indonesia
Program ini merupakan kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas santri serta generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif.
“Harapannya, nantinya santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten-konten, serta produk bermutu yang bernilai Islami,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat Peringatan Hari Santri Nasional di Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten, lewat keterangan resmi di Jakarta
Ia merinci, jutaan lapangan kerja Program Santri digitalpreneur Indonesia 2022 telah terlaksana di lima kota
Yaitu Tasikmalaya di Jawa Barat, Tanah Datar di Sumatera Barat, Banjar Baru di Kalimantan Selatan, Bondowoso dan Sidoarjo di Jawa Timur.
Program pelatihan
Program tersebut melibatkan 250 santriwan dan santriwati yang mengikuti pelatihan intensif dari 50 pesantren yang terkurasi melalui website santridigitalpreneurindonesia.com dari ratusan pesantren yang mendaftar.
Melalui program ini, santri dapat menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya.
Sehingga santri turut serta berkontribusi dalam memenuhi target 1,1 juta lapangan pekerjaan dari sektor usaha ekonomi kreatif pada tahun 2022 dan total 4,4 juta lapangan kerja di sektor yang sama pada 2024
Berdasarkan data Kementerian Agama, ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia per-Januari 2022 dengan total santri mencapai lima juta orang.
Jawa Barat termasuk Banten menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyak, yakni 8343 pesantren atau sekitar 30,92 persen dari total pesantren secara nasional.
“Jika satu persen saja dari total lima juta santri bisa membuat konten kreatif digital yang bermanfaat untuk umat, berarti ada tambahan 50 ribu konten kreator,” katanya.
Tantangan ekonomi digital
Dia memaparkan lima tantangan ekonomi digital yang akan dihadapi dunia, yaitu keamanan siber, tight competition, pengembangan sumber daya manusia, aksesibilitas internet, dan regulasi.
Momentum peringatan Hari Santri ini, saya berharap santri di pesantren-pesantren mau dan mampu untuk bertransformasi ke era digital,” katanya.
Karena lanjutnya, tantangan era digital telah memasuki berbagai bidang, salah satunya ekonomi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, lanjutnya, salah satu cara ialah menggerakkan potensi para santri,” katanya.
“Era digital membawa perubahan pada kehidupan kita saat ini, banyak dampak positif yang kita rasakan. Namun di waktu yang bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan luar biasa dalam kehidupan di era digital ini,” ujar dia.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News