TABLOIDELEMEN.com – Proses pembuatan sarung goyor Pemalang termasuk sangat rumit dan harus melalui tahapan yang panjang.
Prosesnya memerlukan ketelitian, kesabaran, dan keahlian turun-temurun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Sarung Goyor bukan sekadar kain, melainkan simbol ketekunan, kesabaran, dan kearifan lokal masyarakat Pemalang.
Setiap helai benang yang ditenun mencerminkan keharmonisan antara manusia, alam, dan budaya — menegaskan bahwa nilai tradisi dapat terus hidup di tengah modernitas.
Kabupaten Pemalang mempunyai ragam kain tradisional yaitu sarung goyor. Namanya berasal dari bahasa jawa “goyor” yang berarti lembek.
Hal ini merujuk pada tekstur sarung yang cenderung halus dan tidak kaku.
Kain ini sekaligus menjadi identitas Pemalang. Masyarakat di sini sudah membuatnya dengan ragam motifnya sejak 1980 hingga sekarang.
Awalnya, pembuat sarung ini berasal dari Desa Wanarejan Utara, yang kemudian menyebar ke daerah Kelurahan Beji dan sekitarnya.
Konsistensi para perajin membuat Pemerintah Kabupaten Pemalang telah menjadikan dua wilayah tersebut sebagai sentra industri sarung goyor.
Proses Pembuatan Sarung Goyor
Berikut tahapan membuat sarung goyor.
1.Persiapan Bahan dan Alat
Bahan utama: Benang rayon (kadang juga benang sutra atau katun halus), pewarna tekstil (alami atau sintetis), air bersih untuk pencucian dan pewarnaan
Kemudian alat-alatnya, kerekan atau gelok untuk menggulung benang, palet kayu untuk membentuk motif, Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) berbahan kayu
Lalu, jarum, pisau kecil, gunting, dan alat bantu ikat
2.Pencelupan Benang (Pewarnaan Awal)
Benang yang masih putih terlebih masuk tahapan pencucian dan pengeringan untuk menghilangkan sisa lilin atau zat kimia dari pabrik.
Kemudian, merendam benang ke dalam larutan pewarna hingga warna meresap sempurna.
Proses ini bisa berulang kali jika ingin menghasilkan warna yang dalam dan tahan lama.
Setelah selesai tahapan pecelupan, masuk ke tahap penjemuran benang hingga kering di bawah sinar matahari.
Langkah ini penting agar warna tidak mudah luntur saat proses penenunan.
3.Penggulungan dan Pengikatan Benang (Membentuk Motif)
Benang yang sudah berwarna masuk proses penggulungan menggunakan kerekan agar mudah terpasang di alat tenun.
Untuk membentuk motif khas Sarung Goyor seperti prilikan, kembangan, atau nanasan, melalui proses ikat motif:
Bagian-bagian tertentu dari benang diikat menggunakan tali sebelum proses pewarnaan lanjutan.
Bagian ikatan itu tidak terkena warna, sehingga ketika pewarnaan lagi, akan muncul pola sesuai desain.
Teknik ini adalah “ikat pakan”, dan menjadi ciri khas tenun tradisional Goyor.
Proses pengikatan ini membutuhkan ketelitian tinggi, karena sedikit kesalahan bisa mengubah bentuk motif secara keseluruhan.

Menulis itu tidak selalu dengan paragraf-paragraf yang panjang. Menulislah tentang perasaan kita dan tentang apa yang ada dipikiran kita. Tanpa tersadar, kita sesungguhnya telah menulis.
Baca update artikel lainnya di Google News