Pecinta Alam Purbalingga Gelar Kongres: Pendaki Gunung Bentuk Aliansi Relawan Bencana

Pecinta Alam Purbalingga Gelar Kongres
Pecinta Alam Purbalingga Gelar Kongres

TABLOIDELEMEN.com – Puluhan organisasi pecinta alam di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menyelenggarakan kongres bertajuk “Ngopi PB di Universitas Perwira Purbalingga (Unperba), Minggu 13 November 2022.

Kongres ini membahas peran serta insan pecinta alam dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Unsur pecinta alam sekolah yang hadir yakni Mapala Perwira Unperba, PPA Gasda, Paspajos, Sakabuana, PPA Wanasaka, Skansapala, dan Kapaksesa

Kemudian, Padmapala, Samaranthu, Pamabos, Arunapala, Semapala, Kompas, PPA Chrisda, Palateksa, dan Smakdapala.

Sementara unsur pecinta alam dari umum yakni MTMA, Restupala, Jaripala, Garedhapala, Arwapala, GPA Astadecha, dan OI Purbalingga.

Bacaan Lainnya
 Kecap ABC

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Purbalingga, Taufik Katanso mengatakan, pecinta alam merupakan elemen penting yang selalu terlibat sebagai relawan di setiap kejadian bencana.

“Kongres ini sebagai bentuk koordinasi sekaligus pernyataan sikap kesiapsediaan anggota pecinta alam untuk turut serta menjadi relawan kebencanaan di Purbalingga,” katanya.

Kerawanan bencana

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Kuat Waluyo menjelaskan, purbalingga memiliki sejumlah potensi kerawanan bencana.

“Potensi bencana yang ada di wilayah Purbalingga antara lain longsor, banjir, angin puting beliung, kekeringan, erupsi gunung berapi, gempa dan kebakaran hutan,” ujarnya.

Anggota Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Purbalingga, Lismanto mengungkapkan, para relawan perlu dibekali ilmu manajemen kebencanaan terlebih dahulu sebelum turun ke lokasi bencana.

Lismanto merinci, ada tiga fase dalam manajemen kebencanaan. Pertama adalah prabencana yang berisi upaya-upaya pencegahan dan mitigasi.

Fase tanggap darurat meliputi, pertolongan evakuasi korban, posko pengungsian, manajemen logistik hingga dapur umum.

“Untuk fase pascabencana meliputi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Tak hanya bangunan fisik yang dibangun tapi juga mental dan psikis para korban untuk bisa kembali beraktivitas,” terangnya.

Bentuk Aliansi Relawan Bencana

Ada empat hal yang disepakati oleh 22 organisasi pecinta alam yakni, membentuk aliansi relawan pecinta alam, pendataan potensi relawan pecinta alam

Lalu, peningkatan kapasitas potensi relawan pecinta alam, dan mendesak pemangku kepentingan untuk segera membuat Kajian Risiko Bencana (KRB) tingkat kabupaten.

Untuk rencana rencana tindak lanjut jangka pendek yang akan dilakukan oleh aliansi relawan pecinta alam adalah mendata potensi kerawanan bencana di desa-desa domisili para relawan, sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat rencana mitigasi, dan audiensi dengan Muspida.

 

 

Pos terkait

 Promo Laptop 2025

Tinggalkan Balasan