Api Pejuang Pemikir
Ajaran-ajaran Soekarno dalam horizon narasi pembebasan berjejak dalam kondisi sosial kehidupan rakyat.
Sebagai narasi pembebasan, gagasan Soekarno yang berpusat pada Marhaenisme memiliki tujuan mendampingi rakyatnya untuk bangkit dari ketidakberdayaan, kekalahan dan ketidakmampuan akibat belenggu penjara-penjara struktural.
Tujuan utama dari perubahan sejarah adalah pembebasan rakyat Marhaen, ajaran-ajaran Soekarno tidak bisa dipahami semata-mata sebagai suatu teori perubahan sosial belaka. Soekarno bertolak dari pendekatan tradisi teori kritis.
Kritik adalah bentuk pengetahuan spesifik yang secara akademik berakar pada tradisi filsafat idealisme Hegelian.
Kemudian, Karl Marx mengembagkan menjadi cara memahami masyarakat beserta totalitas sosialnya.
Kritik bukan sekadar memberikan bentuk perlawanan terhadap kemapanan.
Kritik sebagai tradisi berpikir adalah upaya untuk menghubungkan diri dengan dunia.
Sebuah cara untuk memahami realitas dengan segenap totalitas sosial yang ada di dalamnya.
Upaya untuk memahami bagaimana manusia sebagai subjek berpengetahuan terkoneksi dengan objek sosial.
Kritik adalah cara untuk menyelami kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang lebih mendalam dan rasional terhadap dunia.
Bagi Immanuel Kant, kritik adalah upaya menghubungkan persepsi terhadap objek di dalam pikiran dan pikiran rasional serta konsepsi kita terhadap objek tersebut.
Sementara dalam perspektif ekonomi-politik, Marx menguraikan kritik adalah bagaimana menghubungkan komoditi sebagai fenomena dunia material ekonomi dengan berbagai aspek sistem produksi, proses eksploitasi kerja manusia, serta pola kekuasaan di dalam masyarakat.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News