Merahnya Ajaran Bung Karno
Pidato ini sangat brilliant, di dalamnya berisi argumen intelektual yang sangat kaya.
Menurut Profesor Peter Dale Scott, Soekarno berhasil dengan baik menyeimbangkan berbagai pandangan filosofis terkait nasionalisme, humanisme, demokrasi, keadilan sosial, serta toleransi kemanusiaan di suatu negeri dengan mayoritas umat Islam.
Gagasan yang merupakan suatu prestasi besar yang tidak dapat disaingi oleh negeri-negeri muslim di dunia mana pun.
Tatkala kita mengkaji Pancasila dibutuhkan pemahaman kerangka berpikir, metode serta cara pandang dari Bung Karno, sang penggali Pancasila.
Karena, Pancasila sendiri adalah perasaan dari pikiran dan pengalaman dalam kancah perjuangan Bung Karno.
Rumusan Pancasila ia ungkapkan pada awalnya untuk menjawab atas dasar apakah republik Indonesia didirikan. Penelusuran ajaran Marhaenisme sebagai milestone terpenting konsolidasi ideologi Pancasila.
Dengan demikian, Pancasila juga melekat sebagai ideologi dan teori pembebasan wong cilik, kaum Marhaen.
Karena itu, Pancasila harus dibumikan secara progresif dengan praksis keberpihakan terhadap kepentingan rakyat.
Kekuatan intelektual Soekarno, yaitu dalam konsepsi-konsepsi yang ia formulasikan menjadi bagian dari arus besar dialektika sejarah konkrit yang berlangsung di Indonesia.
Pancasila dalam tafsir buku ini adalah hasil kondensasi atas rangkaian konsepsi-konsepsi utama dari pemikiran Soekarno: sosio-nasionalisme; sosio-demokrasi dan ketuhanan sebagai titik tolak untuk membebaskan rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, dengan mengelaborasi secara teoritik ajaran-ajaran Soekarno, maka buku ini juga bertujuan untuk mendiskusikan pemikiran Soekarno dengan gagasan dunia, baik pada zamannya maupun menempatkan ajaran Soekarno sebagai pijakan jalan perjuangan kaum Marhaen di era kontemporer.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News