Mengenal Sungai Keruh dan Kalierang, Urat Nadi Bumiayu

Sungai Keruh menjadi yang menjadi urat nadi utama melewati Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.
Sungai Keruh menjadi yang menjadi urat nadi utama melewati Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

TABLOIDELEMEN.com – Sungai Keruh dan Sungai Kalierang menjadi yang menjadi urat nadi utama melewati Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

Kedua sungai ini menjadi bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pemali Comal mengelola dua sungai ini.

Sungai Keruh dan Sungai Kalierang berhulu pada satu titik. Aliran sungai itu bercabang menjadi dua alur pada wilayah hulu.

Daerah pegunungan di Brebes Selatan, sekitar Kecamatan Paguyangan dan sekitarnya, menjadi kawasan asal air kedua sungai.

Kedua sungai mengalir melalui wilayah Kecamatan Sirampog dan Bumiayu.

Bacaan Lainnya

Desa Jatisawit, Negaradaha, Penggarutan, Kalierang, dan Dukuhturi menjadi desa-desa yang berisiko terdampak luapan air.

Sungai Pemali sendiri, yang menampung aliran dari dua sungai itu, berhulu di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan.

Sungai Keruh mengalir melewati pusat kota Bumiayu. Masyarakat setempat mengenal sungai ini.

Pemberian nama Sungai Keruh masyarakat dasarkan pada warna airnya yang selalu terlihat keruh.

Karakteristik ini muncul karena Sungai Keruh membawa material sedimen dari wilayah hulu.

Sungai Keruh dan Kalierang bermuara menyatu pada Sungai Pemali. Sungai Pemali bermuara langsung di Laut Jawa.

Kedua sungai melintasi wilayah berpenduduk padat di Kecamatan Bumiayu.

Termasuk Desa Kalierang, salah satu kawasan terdampak banjir parah. Permukiman padat berdiri pada bantaran sungai.

Keberadaan permukiman ini meningkatkan risiko longsor atau erosi pada tebing sungai, terutama saat debit air tinggi.

Pemerintah melakukan perkuatan tebing dengan bronjong pada beberapa ruas sungai, terutama bagian yang berbatasan langsung dengan permukiman warga.

Kemarin Sabtu 8 November 2025, air kedua sungai yang meluap sering memicu banjir bandang.

Hal ini menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga pada bantaran sungai.

Pemerintah daerah telah menganggarkan perbaikan tebing sungai, khususnya pada ruas rawan jebol.

Upaya itu bertujuan menekan risiko luapan air ke permukiman warga.

 

 

Pos terkait