Cetuskan Limbah Pustaka
Ketua Bidang Pendidikan dan Organisasi Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang tahun 1993-1996 ini mengaku, sejak tahun 2013 sering bersama oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menimba ilmu kesana kemari.
Diantaranya untuk studi banding tentang pengelolaan sampah dan pelatihan menyulap sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
Ilmu yang ia dapat itu tidak untuk kepentingan pribadi, tapi segera ia tularkan ke ibu-ibu PKK di desanya.
Alhasil hingga saat ini ada kurang lebih 50 jenis karya dari keterampilan menyulap sampah menjadi barang yang mimiliki nilai guna dan nilai ekonomis.
Seperti bros, tas, aneka jenis dekorasi. Salah satu produk yang paling laris yaitu tanaman hias dari bungkus kresek dengan anyaman pelepah pisang sebagai potnya.
“Banyak ibu rumah tangga yang memesan, termasuk juga dari sekolah dan instansi pemerintah,” kata ibu kelahiran 6 Oktober 1973 ini.
Lebih dari sekedar produk aksesoris, Roro juga memperkenalkan pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang masif dan bisa menjadi bahan konstruksi, yakni Ecobrik.
“Ecobrik sering saya sosialisasikan saat diundang ke sekolah, sebab ini bisa memakan banyak sampah dan memiliki banyak manfaat, seperti untuk membuat kursi, kolam hingga penyekat ruangan,” kata Ibu dua anak ini

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News