Mengenal Pura Besakih, Pura Utama Terbesar di Pulau Dewata Bali

Pura Besakih adalah salah satu pura inti. Pura terbesar di Bali ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Foto: nomadicated.com
Pura Besakih adalah salah satu pura inti. Pura terbesar di Bali ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Foto: nomadicated.com

TABLOIDLEMEN.com – Seluruh umat Hindu melaksanakan ibadah Nyepi dengan khusyuk, tanpa aktivitas keduniawian yang mengganggu.

Nyepi 2024, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, banyak umat merayakan sebagai bagian dari tradisi Tahun Baru Saka.

Biasanya, hari raya ini jatuh pada bulan Maret atau April setiap tahunnya.

Bacaan Lainnya

Tahun ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada tanggal 11 Maret 2024.

Selama 24 jam kesunyian mutlak ada di seluruh pulau Bali. Selama Nyepi, tidak ada kegiatan umum, termasuk bepergian, bekerja, atau mengonsumsi makanan.

Mereka menghabiskan waktu untuk berada di Pura.

Pura merupakan simbol dari kosmos atau kahyangan. Hal itu terlihat dari struktur, relief, gambar, dan ornamennya.

Kahyangan merupakan gambaran berada di puncak Gunung Mahameru.

Sehingga pura sama seperti penggambaran replika Gunung Mahameru.

Fungsi pura pada dasarnya terbagi dua, yakni untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi dan memuja bhattara atau roh suci leluhur.

Total ada sembilan pura yang termasuk kahyangan jagat berada di Pulau Dewata ini

Apa saja pura utama di Bali tersebut? Simak detailnya tiga pura hasil rangkuman tabloidelemen.com dari berbagai sumber.

1.Pura Besakih

Mengutip laman nomadicated.com, Pura Besakih adalah salah satu pura inti. Pura terbesar di Bali ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Pura ini berdiri pada 1284, sebelum pembangunan Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Menurut sejarahnya, pendirian Pura Besakih bermula ketika Rsi Markandeya, seorang pemuka agama Hindu keturunan India, mengembara ke Bali.

Ia mengikuti suara gaib yang didapat ketika bermeditasi di dataran tinggi Dieng.

Pura Besakih terdiri dari tiga bagian, yaitu Pura Panyungsungan Jagat yang memiliki 20 pura, Pura Kawitan yang memiliki 17 pura, dan Pura Dadya dengan sembilan pura. Ia  menjadi salah satu destinasi wajib bagi turis yang sedang beraktivitas di lereng Gunung Agung.

Wisatawan bisa mencapai lokasi dengan sepeda motor atau mobil.

Pura Besakih dibuka untuk kunjungan wisatawan pada pukul 08.00–18.00 WITA.

2.Pura Ulun Danu Bratan

Pura Ulun Danu makin terkenal setelah menjadi gambar di uang Rp50 ribu.

Pura ini menjadi stana Dewa Wisnu yang terletak di jalur penghubung antara Bali Utara dan Selatan.

Tepatnya berada di tepi Danau Beratan, Bedugul, di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut dengan perairan yang tenang.

Menurut informasi, Pura Ulun Danu Beratan dibangun pada 1634 oleh I Gusti Agung Putu (Raja Kerajaan Mengwi).

Pembangunan pura bertujuan untuk pemujaan Tuhan Yang Maha Esa.

Wisatawan membutuhkan sekitar dua jam perjalanan menuju pura ini dari kawasan Kuta.

Sedangkan, jarak Ubud menuju Bedugul kurang lebih 44 kilometer dengan perkiraan waktu tempuh 1,5 jam.

3.Pura Andakasa

Tempat ibadah ini termasuk dalam pura Kahyangan Jagat. Terletak di selatan Pulau Bali dan merupakan stana Dewa Brahma.

Nama pura berasal dari konsepsi andabhuwana, yang berarti telur semesta.

Para tetua Bali memahami bahwa bentuk Bumi itu bulat seperti telur.

Pura Andakasa berlokasi di ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.

Tepatnya berada di Desa Banjar Gegelang, Desa Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

Pura ini tidak sepopuler dua pura utama di atas, tetapi suasananya yang tenang dan sepi cocok untuk para wisatawan menikmati keindahan Pulau Dewata.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *