Banyak yang belum mengetahui mengapa Banyumas, Banjarnegara lebih tua dari Purbalingga.
Bukankah awalnya semua dari Wirasaba, tlatah (daerah-red) Purbalingga?
Baca Juga: Rumus Jitu Menulis Ala Penulis Kawakan Toto Endargo, Si Adi Demen Batu Se-Bakso
Pasalnya, Kadipaten Wirasaba dengan Purbalingga itu beda. Banyumas dan Banjarnegara itu awalnya memang dari Wirasaba.
Ya, Wirasaba bukan dari Purbalingga. Bahwa tahun keberadaan Wirasaba dan Purbalingga itu, sungguh jauh beda.
Baca Juga: Kadipaten Mesir di Onje
Penggali sejarah Purbalingga, Toto Endargo merinci, Kadipaten Wirasaba, diriwayatkan, sudah ada sejak jaman Majapahit, juga dikenal dengan nama tlatah Paguwan.
Baca Juga: Dalang Jemblung Nyaris Punah, Katasapa Purbalingga-BPNB DIY Gelar Pelatihan
Nama Paguwan dari kata Pakuan, karena wilayah Wirasaba lebih dianggap bagian dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.
“Wirasaba saat itu menjadi wilayah yang sangat jauh dari pusat Kerajaan Majapahit. Ibukota Majapahit saat itu saja, sudah mendekat, ada di sekitar wilayah Mojokerto, Jawa Timur,” katanya
Baca Juga: Wayang Bawor. Gebrakan Satlantas Polres Purbalingga Sosialisasikan Operasi Keselamatan
Ia menambahkan, sebelumnya ada di wilayah Tarik, Sidoarjo. Jadi Kadipaten Wirasaba dengan Kadipaten Paguwan itu adalah sama, sebutan Adipati Wirasaba dengan Adipati Paguwan, maksudnya juga sama.
Kadipaten Wirasaba, ada, berjaya sekitar 114 tahun, 1466 – 1570, melewati tiga masa kerajaan: yaitu Majapahit, Demak dan Pajang. Adipati Wirasaba yang pertama bernama Adipati Wirahudaya, kemungkinannya memerintah pada tahun 1466 – 1451
Baca Juga: Lengger Lanang Banyumas, Menarasikan Nilai Kemanusiaan Masa Lalu
Satu jaman dengan berkuasanya prabu Brawijaya I (1447 – 1451). Kadipaten Wirasaba akhirnya surut, sekitar tahun 1570. Penguasa terakhir Kadipaten Wirasaba, sebelum dibagi menjadi empat, adalah Adipati Wargantomo I, alias Adipati Seda Bener.
“Sedangkan Kadipaten Purbalingga, baru ada pada sekitar tahun 1759, berkah dari jasa Ki Arsantaka dalam perang Jenar,” katanya.

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News