TABLOIDELEMEN.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas mengapresiasi padat karya industri rambut palsu di Purbalingga.
Hal tersebut disampaikan Zulhas saat menyampaikan sambutan dalam kunjungannya di PT Victoria Beauty Industrial Purbalingga, Jum’at 4 November 2022.
Zulhas mengatakan, nilai investasi dari industri rambut palsu di Purbalingga mencapai hampir 500 juta USD. Dari nilai investasi tersebut, Mendag berharap Indonesia khususnya Purbalingga bisa merajai pasar dunia yang saat ini berada di peringkat kedua pengekspor rambut palsu.
“Kami harap bisa nomor satu dunia dan yang terpenting saya apresiasi karena ini padat karya. Di Victoria sendiri membutuhkan tenaga kerja sebanyak 5.000 pekerja dari kebutuhan 20.000 orang kerja,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Zulhas melepas kontainer berisi rambut palsu dari PT Victoria Beauty Industrial yang akan diekspor ke Amerika Serikat. Pihaknya (Kemendag) berkomitmen untuk menjaga iklim investasi dan perdagangan di Indonesia dengan berbagai kebijakan yang akan diambil.
“Tugas kami dan ibu Bupati menjaga dan memfasilitasi iklim (investasi dan perdagangan) sehingga akan berdampak positif pada ekonomi,” ujarnya.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyebutkan potensi rambut palsu di Purbalingga yang bisa meningkatkan perekonomian Kabupaten Purbalingga. Ada sekitar 20 PMA (Penanam Modal Asing) dan 50 PMDN (Penanam Modal Dalam Negeri) yang menyerap tenaga kerja cukup banyak.
“Ekonomi pasca Covid-19 kembali pulih juga salah satunya karena padat karya termasuk dari tenaga kerja rambut palsu,” tuturnya.
Dirut PT Victoria Beauty Industrial, Kang Yeong Suk menyebutkan ekspor kali ini adalah yang ke-99 dengan nilai 100 ribu USD per kontainer. Dirinya berharap perusahaan yang dia pimpin bisa berkontribusi bagi perekonomian Indonesia khususnya di Purbalingga.
“Sebuah kehormatan kami bisa menyambut Menteri Perdagangan RI dan Bupati Purbalingga. Kami berharap bisa berkontribusi bagi perekonomian Indonesia dan Purbalingga,” pungkasnya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik