TABOIDELEMEN.com – Lagu Tuhan Peluk Aku Sebentar Saja membawa kita pada perjalanan emosional terdalam penciptanya.
Kisah penciptaan lagu “Tuhan, Peluk Aku Sebentar Saja” menuturkan kerentanan serta kerinduan manusia akan Tuhannya.
Naufal Bakri, sang pencipta sekaligus produser, menulis lagu ini pada saat jiwanya merasa penat.
Ia meluncurkan karya emosional ini pada tanggal 28 September 2025. Lagu “Tuhan, Peluk Aku Sebentar Saja” menjadi mediumnya menyalurkan keletihan dan kehilangan arah hidup.
Saat itu aa membayangkan dirinya sedang berada pada titik terendah, merasa sangat lelah, sendirian, dan sungguh-sungguh memerlukan pegangan.
Oleh karena itu, lirik-liriknya mencerminkan kondisi seseorang yang rapuh, tidak punya daya, serta hanya bisa memohon kepada Tuhan untuk ketenangan sesaat.
Perjalanan Ekspresi Keletihan dan Kerinduan
Lagu ini mengungkapkan sebuah permohonan kelegaan sesaat dari Tuhan.
Tentanya ingin mendapatkan pelukan dan perlindungan Tuhannya hanya untuk sementara waktu.
Harapannya, ia bisa mengumpulkan kembali kekuatan batin sebelum kembali menghadapi perjuangan kehidupan.
Selain itu, lagu ini punya makna kuat kerinduan akan kehadiran Tuhan.
Pembuatnya mengartikan lagu tersebut sebagai ekspresi hasrat mendalam terhadap kehadiran dan kekuatan Tuhan pada masa-masa tersulit.
Sebuah pengakuan jujur bahwa manusia memerlukan tuntunan serta kasih sayang-Nya.
Penyanyi Famelia membawakan versi utama lagu ini dan berhasil menyampaikan rasa sakit serta harapan pada lagu.
Versi Famelia meluncur pada kanal YouTube-nya tanggal 7 Oktober 2025.
Sementara itu, Christian Liu serta Grace Christine menyanyikan versi lagu lainnya.
Mereka berdua menawarkan interpretasi berbeda, tetapi tetap membawa pesan inti sama.
Melalui karya Naufal Bakri ini, pendengar menemukan cerminan diri dan belajar mengakui kerapuhan.
Serta mencari penghiburan, dan memohon kekuatan ilahi supaya tetap bertahan.
Lirik Lagu Tuhan Peluk Aku Sebentar Saja
Berikut lirik lagu Peluk Aku Tuhan Sebentar Saja Famelia.
Langit malam terasa dingin
Hati ini seperti hampa angin
Aku mencari
Aku menunggu
Namun sunyi ini tak mau berlalu
Bila lelah tak lagi terhapus
Bila aku hampir runtuh
Tuhan peluk aku sebentar saja
Hangatkan jiwa yang mulai lemah
Biar aku bisa bertahan
Peluk aku Tuhan
Sebentar saja
Ooh…

Meletakkan literasi digital menjadi urgensi, sebagai upaya transformasi untuk menghasilkan talenta digital dan menjadi rujukan informasi yang ramah anak, aman tanpa konten negatif.
Baca update artikel lainnya di Google News











