Ragam Aktivitas Literasi dan Numerasi
Ia menjelaskan, setiap Sabtu, siswa mengikuti berbagai kegiatan yang mendorong keterampilan literasi dan numerasi.
Guru mengarahkan siswa untuk membaca buku pilihan, menyusun resensi, menulis cerita pendek, atau menyelesaikan tantangan numerasi berbasis konteks kehidupan sehari-hari.
Pihaknya menyusun jadwal kunjungan perpustakaan secara bergilir agar setiap kelas memperoleh kesempatan yang adil.
Siswa meminjam buku, membaca secara mandiri, dan menuliskan ringkasan isi buku dalam jurnal literasi pribadi.
Majalah dinding kelas dan sekolah dimanfaatkan sebagai media ekspresi siswa.
Mereka menempelkan karya tulis, puisi, cerpen, atau resume bacaan yang telah mereka susun.
“Guru mendorong siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan referensi buku nonpelajaran yang mengandung nilai-nilai karakter,” tegasnya.
Penguatan Budaya Literasi Melalui Penghargaan
Ia menambahkan, pihaknya juga memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan konsistensi dan kreativitas dalam membaca dan menulis.
Program Reading Award dan Writing Award menjadi pemicu semangat bagi siswa untuk terus berkarya.
Setiap semester, sekolah menyelenggarakan kunjungan literasi ke perpustakaan daerah, toko buku, dan pusat-pusat edukasi lainnya.
Kegiatan ini bertujuan memperluas wawasan siswa dan memperkenalkan mereka pada dunia literasi yang lebih luas.
Orang tua turut berperan dalam mendukung gerakan ini melalui program One Child One Book.
“Kami juga mengajak para orang tua untuk membelikan buku bacaan bagi anak-anaknya sebagai bentuk partisipasi dalam membangun budaya literasi keluarga,” katanya.

Menulis itu tentang mau atau tidak. Saya meyakini hambatan menulis bukan karena tidak bisa menulis, tetapi karena merasa tidak bisa menulis dengan baik
Baca update artikel lainnya di Google News