TABLOIDELEMEN.com – Buku kitab primbon masih lestari menjadi panutan masyarakat Jawa untuk menghitung dan mencari hari baik.
Seperti hari baik untuk menikah, khitan, memulai usaha serta meilihat watak dan perilaku seseorang berdasarkan hari lahirnya (weton)
Ilmu yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Jawa ini awalnya berasal dari Patih Kanjeng Raden Adipati Danureja VI atau juga yang bernama Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Tjakraningrat
Ia menjabat Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta sejak 17 Maret 1900 hingga 15 Oktober 1911.
Lalu, Soemodidjojo yang merupakan canggah Tjakraningrat mengolah kembali dari kitab primbon Betaljemur Adammakna dalam bentuk tulisan dan mewujud menjadi panduan utama yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Dengan 337 bab yang terbagi dalam delapan jilid, kitab ini menjadi landasan bagi berbagai ilmu pengetahuan Jawa.
Kedelapan kitab tersebut adalah Betaljemur Adammakna (Jilid 1), Lukmanakim Adammakna (Jilid 2), Atassadur Adammakna (Jilid 3), dan Bektijamal Adammakna (Jilid 4).
Serta, Shahdhatsaahthir Adammakna (Jilid 5), Qomarrullsyamsi Adammakna (Jilid 6), Naklassanjir Adammakna (Jilid 7) dan Quraisyn Adammakna (Jilid 8).
Sampai saat ini, primbon tersebut masih terus produksi secara massal di Kota Solo.
Meskipun jumlah produksinya sudah tidak sebanyak saperi dahulu.
![](https://tabloidelemen.com/wp-content/uploads/2022/12/Badar-Noor.jpg)
Satu di antara cara untuk mendapatkan hasil menulis yang maksimal adalah dengan melihatnya sebagai sebuah petualangan.
Hanya dengan berpetualangan, saya mengetahui dan menemukan keberagaman materi tulisan.
Baca update informasi pilihan lainnya dari kami di Google News