Megathrust Potensi Bukan Prediksi, Perlu Mitigasi Struktural dan Non Struktural

Kalaksa BPBD Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno
Kalaksa BPBD Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno

Mitigasi Struktural dan Non Struktural

Potensi gempa dan tsunami akan selalu ada dan kapan terjadinya ada prediksi yang tepat. Sehingga perlu ada upaya penyiapan mitigasi.

Analogi zona megathrust adalah bidang patahan naik yang besar, karena mampu mengakumulasi energi gempa gempa kuat.

Sehingga menimbulkan rekahan (rupture) panjang dengan bidang pergeseran (slip) luas

Bacaan Lainnya

“Wilayah Pulau Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami karena  keberadaan sumber gempa megathrust dan sesar atau patahan aktif,” katanya.

Mengutip informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prayitno menjelaskan,  zona megathrust justru lebih banyak gempa berkekuatan kurang dari M 6,0 dan tidak harus berkekuatan magnitudo besar.

Gempa magnitudo kecil M 3,0, M 4,0 dan M 5,0 paling banyak terjadi di zona ini,” imbuhnya.

Secara tektonik di Indonesia terdapat 13 segmentasi sumber gempa zona megathrust, yakni megathrust Aceh-Andaman M 9,2, megathrust Nias-Simeulue M 8,7.

Lalu, megathrust Batu M 7,8, megathrust Mentawai-Siberut M 8,9. Ada pula megathrust Mentawai-Pagai M 8,9, megathrust Enggano M 8,4, megathrust Selat Sunda-Banten M 8,7.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *